PT Sri Rejeki Isman Tbk atau yang lebih dikenal dengan Sritex, merupakan salah satu perusahaan tekstil terbes

Pendiri Sritex Haji Muhammad Lukminto.//Foto: Istimewa.--
Radarlambar.Bacakoran.co - PT Sri Rejeki Isman Tbk atau yang lebih dikenal dengan Sritex, merupakan salah satu perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara. Perusahaan ini terkenal dengan produk berkualitas tinggi dan dipercaya sebagai pemasok seragam militer untuk North Atlantic Treaty Organization (NATO) dan militer Jerman. Namun, di balik kesuksesan Sritex, terdapat sosok pendiri yang memulai usahanya dari nol di pasar tradisional.
Awal Mula Sritex
Sritex berawal dari sebuah usaha dagang kecil bernama UD Sri Redjeki di Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah. Usaha ini didirikan oleh Haji Muhammad Lukminto pada tahun 1966. Sebelum menjadi pengusaha besar, Lukminto memulai kariernya di dunia tekstil dengan berdagang kain di pasar tersebut.
Lukminto ternyata di ketahui lahir dengan nama Ie Djie Shien pada 1 Juni 1946 di Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur. Ia berasal dari keluarga Tionghoa dan mengalami putus sekolah akibat kebijakan pemerintah pasca insiden G-30-S/PKI yang membatasi akses pendidikan bagi etnis Tionghoa. Setelah berhenti bersekolah, Lukminto mengikuti jejak kakaknya, Ie Ay Djing (atau Emilia), untuk berdagang kain di Pasar Klewer.
Perkembangan dan Kesuksesan Sritex
Berbekal kerja keras dan ketekunan, usaha dagang kecil yang didirikan Lukminto berkembang pesat. Pada tahun 1978, ia meresmikan pabrik tekstil pertamanya di Sukoharjo, Jawa Tengah. Seiring waktu, Sritex terus mengalami ekspansi dan menjadi perusahaan tekstil terintegrasi terbesar di Indonesia.
Sritex tidak hanya memproduksi pakaian jadi, tetapi juga memproses seluruh rantai produksi tekstil, mulai dari pemintalan benang, penenunan, pewarnaan, hingga pembuatan garmen. Kualitas produknya membuat Sritex dipercaya menjadi pemasok seragam militer bagi berbagai negara, termasuk NATO dan Jerman.
Warisan dan Kepemimpinan Keluarga
Haji Muhammad Lukminto meninggal dunia pada 5 Februari 2014 di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, akibat sakit yang dideritanya. Sepeninggalnya, kepemimpinan Sritex diteruskan oleh anak-anaknya. Iwan Setiawan Lukminto, anak kedua Lukminto, menjabat sebagai direktur utama hingga tahun 2021. Selanjutnya, jabatan tersebut diambil alih oleh adiknya, Iwan Kurniawan Lukminto, yang kini memimpin perusahaan.
Keluarga Lukminto tetap memegang kendali atas Sritex. Istri Iwan Kurniawan Lukminto, Mira Christina Setiady, turut berperan sebagai direktur operasional di perusahaan tersebut. Dengan kepemimpinan generasi kedua keluarga Lukminto, Sritex terus melanjutkan visinya untuk menjadi pemain utama dalam industri tekstil global.
Tantangan dan Masa Depan
Meskipun menghadapi tantangan besar seperti kondisi ekonomi global dan persaingan di industri tekstil, Sritex tetap berupaya untuk bertahan dan berinovasi. Dengan pengalaman panjang dan kepemimpinan yang solid, perusahaan ini diharapkan dapat mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemimpin industri tekstil di Asia Tenggara dan dunia.(*)