Mengenal Lima Keraton Megah di Luar Pulau Jawa

Kedaton Kutai Kartanegara. -foto _ net.--
Berdiri di atas lahan seluas lebih dari 16.000 meter persegi, kompleks Keraton Sambas terdiri dari beberapa bangunan penting, seperti dermaga perahu, kantor sultan, balairung, dan masjid. Saat memasuki bangunan utama, pengunjung dapat melihat berbagai koleksi foto yang menggam-barkan perkembangan istana dari masa ke masa, termasuk foto para sultan yang pernah memerintah.
Selain itu, istana ini juga menyimpan berbagai koleksi benda bersejarah, seperti alat musik tradisional, pakaian kebesaran sultan, serta berbagai perabotan yang menunjukkan kemewahan kerajaan pada masanya. Kera-ton Sambas menjadi salah satu saksi bisu perkembangan sejarah Kaliman-tan Barat, yang hingga kini masih dijaga keberadaannya oleh keturunan kesultanan dan masyarakat setempat.
4. Keraton Kadariah
Keraton Kadariah, yang juga dikenal sebagai Istana Kadariah, merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Pontianak. Istana ini dibangun oleh Sayyid Syarif Abdurrahman Alkadrie, pendiri sekaligus raja pertama Pontianak, setelah menemukan lokasi strategis untuk mendirikan kerajaan.
Daya tarik utama Keraton Kadariah adalah koleksi meriam kuno pening-galan Portugis dan Prancis yang dahulu berfungsi sebagai sistem per-tahanan kerajaan. Di dalamnya, terdapat berbagai benda bersejarah seperti kursi raja, pakaian kebesaran, keris, meja giok, serta cermin peninggalan kerajaan. Salah satu koleksi paling berharga yang tersimpan di keraton ini adalah Al-Qur’an yang ditulis tangan langsung oleh Sultan Abdurrahman, menambah nilai spiritual bagi bangunan bersejarah ini.
Selain berfungsi sebagai tempat wisata sejarah, Keraton Kadariah juga menjadi pusat berbagai kegiatan budaya di Pontianak. Beberapa upacara adat dan festival budaya sering diadakan di kompleks keraton untuk memperkenalkan sejarah dan tradisi Kerajaan Pontianak kepada generasi muda.
5. Keraton Buton
Di Pulau Sulawesi, terdapat Keraton Buton yang lebih dikenal sebagai Benteng Wolio. Terletak di Kelurahan Melai, Kecamatan Murhum, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, benteng ini memiliki luas sekitar 23,3 hektare dan bahkan diakui oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) se-bagai “Benteng Terluas di Dunia.”
Benteng ini didirikan oleh Raja Buton III, La Sangaji (bergelar Kaimud-din) pada abad ke-16. Letaknya yang berada di puncak bukit dan di atas lereng yang curam menjadikannya benteng pertahanan yang sangat kuat, terbukti masih bertahan kokoh hingga saat ini meskipun telah berusia lebih dari empat abad. Benteng ini juga memiliki jaringan pertahanan yang kompleks, dengan berbagai pos penjagaan dan meriam yang digunakan untuk mempertahankan wilayah dari serangan musuh.
Keberadaan keraton-keraton di luar Pulau Jawa membuktikan bahwa warisan budaya Indonesia tersebar luas dan memiliki nilai sejarah yang sangat berharga. Dengan menjelajahi keraton-keraton ini, kita dapat menyaksikan kekayaan sejarah dan budaya yang menjadi bagian penting dari identitas bangsa.(*/yayan)