Focal Dystonia, Gangguan Saraf yang Mengganggu Aktivitas Sehari-hari

Focal Dystonia, gangguan saraf yang dapat mengganggu aktivitas / Foto--Freepik--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Apakah Anda sering menjatuhkan barang tanpa sengaja atau mengalami kejang otot yang tidak terkendali? Jika ya, kondisi ini mungkin berkaitan dengan focal dystonia, yaitu gangguan saraf yang menyebabkan kontraksi otot di bagian tubuh tertentu.

Gangguan ini sering dialami oleh individu yang banyak menggunakan tangan atau pergelangan tangan dalam aktivitas sehari-hari, seperti atlet, musisi, dan penulis. Untuk memahami lebih lanjut mengenai focal dystonia, mari simak penjelasannya berikut ini.

Focal dystonia adalah gangguan neurologis yang menyebabkan otot mengalami kontraksi tak terkendali. Biasanya, gangguan ini memengaruhi bagian tubuh tertentu seperti mata, leher, rahang, pita suara, tangan, atau jari. 

Kejang otot yang terjadi secara tiba-tiba dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama pada individu yang sering melakukan gerakan berulang. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang berusia 40 hingga 60 tahun.

Ada beberapa jenis focal dystonia yang berhubungan dengan profesi tertentu. Writer’s cramp adalah kondisi yang menyebabkan kejang pada tangan atau pergelangan tangan, sehingga mengganggu aktivitas menulis. 

Embouchure dystonia memengaruhi bibir, lidah, dan rahang, yang sering dialami oleh pemain alat musik tiup. Sementara itu, musician’s dystonia menyebabkan kontraksi otot pada tangan atau pergelangan tangan, yang kerap terjadi pada pemain biola, pianis, dan gitaris.

Berdasarkan area tubuh yang terdampak, focal dystonia dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis. Focal hand dystonia menyebabkan kram atau tremor saat melakukan gerakan berulang. Foot dystonia menyebabkan kontraksi otot kaki yang tidak disengaja. Voice and laryngeal dystonia memengaruhi pita suara sehingga dapat mengubah suara penderita.

Cervical dystonia menyebabkan kontraksi otot leher yang membuat kepala tertarik ke depan, belakang, atau ke samping. Blepharospasm merupakan kondisi yang memengaruhi otot sekitar mata, menyebabkan kelopak mata tertutup tanpa disengaja. 

Tardive dystonia adalah gangguan akibat efek samping obat-obatan tertentu, sementara paroxysmal dystonia terjadi dalam bentuk serangan singkat dengan gejala minimal.

Focal dystonia dapat dipicu oleh faktor genetik maupun kondisi neurologis lainnya. Selain faktor keturunan, penyebab lain termasuk cedera kepala, stroke, infeksi seperti ensefalitis dan meningitis, serta paparan zat beracun seperti logam berat dan karbon monoksida.

Selain itu, aktivitas yang memerlukan gerakan tangan dengan presisi tinggi, seperti yang dilakukan arsitek dan musisi, juga dapat meningkatkan risiko kondisi ini. Beberapa penyakit neurologis seperti Parkinson, Huntington, Wilson, multiple sclerosis, dan cerebral palsy juga dikaitkan dengan munculnya focal dystonia.

Gejala focal dystonia dapat bervariasi tergantung pada bagian tubuh yang terdampak. Pada tahap awal, penderita mungkin mengalami penurunan koordinasi otot yang menyebabkan sering menjatuhkan barang atau kesulitan dalam melakukan aktivitas tertentu.

Jika tidak ditangani, gejala dapat berkembang menjadi kram otot yang berulang, nyeri, kedutan, serta postur tubuh yang tidak normal. Selain gangguan motorik, kondisi ini juga dapat menyebabkan kelelahan, gangguan tidur, perubahan suasana hati, sulit berkonsentrasi, penglihatan kabur, dan depresi.

Untuk mendiagnosis focal dystonia, dokter akan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta beberapa tes tambahan seperti tes darah, tes genetik, CT scan atau MRI, dan elektromiografi (EMG). Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan focal dystonia sepenuhnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan