BPJS Kesehatan Mengalami Defisit, Premi yang Dikumpulkan Tidak Cukup Menutupi Beban

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti-Foto instagram-

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, mengungkapkan bahwa lembaga tersebut mengalami defisit keuangan pada tahun 2024, meskipun kondisi keuangan BPJS Kesehatan secara keseluruhan masih dianggap sehat. 

Menurutnya, salah satu penyebab utama defisit ini adalah meningkatnya jumlah pengguna layanan kesehatan yang menyebabkan biaya operasional semakin tinggi. 

Sementara itu, premi yang berhasil dihimpun tidak cukup untuk menutup biaya tersebut.

Ali menjelaskan bahwa peningkatan jumlah pengguna BPJS Kesehatan turut memengaruhi kenaikan unit cost atau biaya per layanan, yang semakin membebani keuangan lembaga tersebut. 

Meskipun demikian, ia menekankan bahwa BPJS Kesehatan tetap berada dalam keadaan "sehat walafiat."

Dalam hal ini, Ali juga menyatakan bahwa pembahasan mengenai kemungkinan kenaikan iuran BPJS Kesehatan untuk tahun 2025 masih berlangsung dan belum diputuskan. 

Keputusan ini akan diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2024, yang saat ini masih dalam tahap diskusi.

BPJS Kesehatan, yang mencatatkan defisit sebesar Rp 9,56 triliun pada tahun 2024, menghadapi tantangan besar dalam menyeimbangkan pendapatan dan pengeluaran. 

Pendapatan yang tercatat mencapai Rp 165,73 triliun, sementara beban untuk jaminan kesehatan mencapai Rp 174,90 triliun, yang menyebabkan selisih defisit tersebut. 

Menurut Ali, meskipun inflasi medis yang lebih tinggi dari inflasi umum menjadi faktor tambahan, hal ini merupakan tantangan yang terus dihadapi BPJS Kesehatan. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan