Konflik Gaza Memanas Setelah Gagalnya Perundingan Gencatan Senjata

Konflik Gaza Memanas Setelah Gagalnya Perundingan Gencatan Senjata. Foto/net--

Radarlambar.bacakoran.co -Pada Kamis (18/3/2025), situasi di Gaza kembali memanas setelah serangan roket yang diluncurkan oleh Hamas ke Tel Aviv, sebagai respons terhadap serangan udara Israel yang dimulai sejak Selasa (16/3/2025). Meskipun sebagian besar roket dapat dicegat oleh sistem pertahanan Israel, dua lainnya jatuh di area kosong, namun serangan ini semakin memperburuk ketegangan yang sudah melibatkan banyak korban jiwa.

Sejak serangan Israel dimulai, lebih dari 500 orang, termasuk lebih dari 190 anak-anak, dilaporkan tewas di Gaza. Jumlah korban yang terus meningkat menunjukkan dampak besar yang dirasakan oleh warga sipil yang terjebak dalam eskalasi kekerasan ini. Israel mengklaim bahwa serangan ini adalah bagian dari upaya untuk menanggapi ancaman dari Hamas setelah kegagalan perundingan gencatan senjata yang tidak menghasilkan kesepakatan.

Salah satu isu utama yang memperburuk situasi adalah tuntutan Israel agar Hamas membebaskan semua sandera yang mereka pegang. Namun, Hamas menolak tuntutan ini, menilai bahwa hal tersebut berusaha mengubah kesepakatan yang sebelumnya telah dicapai. Ketegangan semakin meningkat dengan ditutupnya akses utama antara Gaza utara dan selatan, yang memaksa banyak warga sipil untuk tinggal terisolasi di daerah-daerah yang rawan konflik.

Serangan ini tidak hanya mendapat kecaman dari warga Palestina, tetapi juga dari komunitas internasional yang mengutuk kekerasan yang terjadi. Beberapa pihak menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan kejahatan perang, seraya mendesak agar kedua pihak segera mengakhiri kekerasan dan mencari solusi damai.

Di tengah kekerasan yang tak henti-hentinya, banyak warga Gaza yang merasa putus asa dan menyerukan gencatan senjata agar mereka bisa hidup dalam kedamaian tanpa ancaman serangan lebih lanjut. Namun, harapan untuk perdamaian tampaknya semakin tipis seiring dengan kegagalan dalam mencapai kesepakatan yang bertahan lama.

Sementara itu, dunia internasional terus menekan agar Israel dan Hamas membuka kembali perundingan untuk mengakhiri konflik ini dan memulai langkah menuju rekonsiliasi. Namun, sampai saat ini, jalan menuju perdamaian tampaknya masih sangat sulit ditempuh, mengingat ketegangan yang terus meningkat di lapangan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan