Ini Foto Enam Guru dan Tenaga Medis yang Tewas di Tangan KKB di Papua Pegunungan

Ini Foto Enam Guru dan Tenaga Medis yang Tewas di Tangan KKB di Papua Pegunungan. Foto/net--
Radarlambar.bacakoran.co -Sebuah foto yang menunjukkan enam guru dan tenaga medis yang diduga menjadi korban penyerangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) beredar luas di media sosial. Kejadian ini dilaporkan terjadi di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Jumat (21/3/2025). Foto tersebut diunggah di berbagai platform media sosial, terutama WhatsApp, dengan banyak pengguna yang menyampaikan ucapan duka cita.
Dalam foto tersebut, tujuh orang tampak berpose tersenyum di latar belakang lapangan terbang dan pegunungan di Distrik Anggruk. Mereka diduga adalah para guru dan tenaga medis yang bertugas di Sekolah Dasar (SD) Yayasan Pendidikan Kristen Anggruk dan Puskesmas Anggruk.
Tanggapan terhadap kejadian ini datang dari berbagai pihak, terutama yang menyebutkan betapa beratnya tugas para guru dan tenaga medis di daerah yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Jayawijaya. Para tenaga medis dan guru yang bertugas di wilayah tersebut menyampaikan bahwa mereka melayani dengan hati di tempat-tempat terpencil, namun akhirnya menjadi korban kekerasan yang sangat tragis.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Candra Kurniawan, mengonfirmasi bahwa ada empat korban yang identitasnya sudah teridentifikasi, yakni tiga guru dan satu tenaga medis. Dua korban lainnya masih dalam proses pendataan. Penyerangan ini memaksa sejumlah guru dan tenaga medis dari wilayah sekitar untuk diungsikan ke tempat yang lebih aman.
Di sisi lain, Juru Bicara TPNPB-OPM mengklaim pihaknya bertanggung jawab atas penyerangan tersebut, yang menurut mereka menyebabkan kematian enam guru dan tenaga medis, serta pembakaran rumah-rumah yang diduga milik agen intelijen. Meskipun demikian, pihak kepolisian melalui Kasatgas Hubungan Masyarakat Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz menyatakan bahwa informasi terkait insiden ini masih perlu diverifikasi. Mereka telah mengirimkan personel untuk melakukan pengecekan lebih lanjut mengenai kebenaran informasi tersebut.
Kejadian ini kembali menunjukkan tantangan besar yang dihadapi para guru dan tenaga medis yang bertugas di daerah konflik, di mana mereka menghadapi risiko tinggi dalam menjalankan tugas kemanusiaan mereka. (*)