Peta Lengkap Bisnis Djarum Group dari Kretek hingga Startup
Michael Bambang Hartono--
RADARLAMBARBACAKORAN.CO- Perjalanan bisnis Djarum Group ternyata jauh lebih luas dibandingkan citra populernya sebagai produsen rokok kretek. Konglomerasi ini kini merambah banyak sektor strategis dan menjelma menjadi salah satu grup usaha paling berpengaruh di Indonesia. Diversifikasi besar-besaran membuat Djarum Group tumbuh menjadi pemain penting di industri properti, finansial, telekomunikasi, teknologi, hingga investasi startup.
Djarum Group berawal dari usaha rokok kretek yang dirintis Oei Wie Gwan pada 1951 di Kudus. Setelah berbagai tantangan, perusahaan kemudian berkembang di bawah kepemimpinan putra-putranya, Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono. Mereka menilai bahwa bertahan di satu sektor tak lagi cukup, sehingga ekspansi mulai dilakukan secara agresif untuk memperkuat fondasi bisnis.
Di sektor properti, sejumlah entitas seperti PT Cipta Karya Bumi Indah, PT Fajar Surya Perkasa, PT Manager Lestari, PT Inti Karya Bumi Indah, hingga PT Graha Padma Internusa menjadi bagian dari portofolio. Properti dipilih sebagai aset jangka panjang yang mampu meningkatkan stabilitas nilai perusahaan.
Meski melebar ke banyak lini, industri kretek tetap menjadi akar utama yang menopang struktur keuangan grup. Melalui PT Djarum, fondasi modal dan reputasi perusahaan terbangun sehingga memungkinkan terjadinya ekspansi lintas sektor.
Di dunia finansial, Djarum Group menjadi salah satu pemegang kekuatan besar berkat kepemilikan pada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) serta PT Daya Network Lestari (Alto). Kehadiran di sektor ini memperkuat aliran modal internal sekaligus memperluas pengaruh mereka pada ekosistem ekonomi nasional.
Pada sektor elektronik dan teknologi, Djarum memiliki PT Hartono Istana Teknologi yang menaungi merek Polytron serta terlibat dalam layanan digital seperti Mola TV. Langkah ini menandai keseriusan mereka dalam menangkap peluang era digital dan inovasi elektronik.
Sektor perkebunan dan kehutanan juga masuk dalam jajaran bisnis mereka. Beberapa perusahaan seperti PT Bukit Muria Jaya, PT Fajar Surya Swadaya, PT Hartono Plantation Indonesia, PT Muria Sumba Manis, dan PT Silva Rimba Lestari menunjukkan orientasi jangka panjang melalui pengelolaan komoditas dan sumber daya alam.