MUI Soroti Dugaan Pelanggaran dalam Program Ramadan Raffi Ahmad

Raffi Ahmad. Foto Dok /Net ---
Radarlambar.bacakoran.co -Majelis Ulama Indonesia (MUI) baru-baru ini menyoroti dugaan pelanggaran dalam program Ramadan yang dipandu oleh selebriti ternama Raffi Ahmad. MUI mengungkapkan bahwa ada beberapa adegan dalam acara tersebut yang dianggap tidak mencerminkan nilai-nilai kesucian bulan Ramadan.
Tayangan yang Menuai Kontroversi
Dalam beberapa episode yang ditayangkan di dua stasiun televisi, MUI menemukan sejumlah tindakan dan pernyataan yang dianggap tidak pantas untuk tayangan yang disiarkan selama bulan suci Ramadan. Beberapa momen yang menjadi sorotan antara lain candaan vulgar yang dilontarkan oleh Raffi Ahmad, serta aksi yang dianggap merendahkan martabat orang lain. Salah satunya adalah ketika seorang talent bernama Fanny tampil dengan pakaian ketat dan berjoget erotis. Tak hanya itu, Raffi Ahmad juga sempat melontarkan kalimat kontroversial seperti "Kalau basah mau diapain?" serta mengeksploitasi status janda dengan ucapan "Janda semakin di depan."
Namun, tidak hanya candaan yang menjadi masalah. Pada 3 Maret 2025, Raffi Ahmad juga terekam kamera membanting rekannya, Anwar, di atas panggung. Pada 10 Maret 2025, ia juga memasukkan tisu bekas yang telah digunakan untuk mengelap wajah Ivan Gunawan dan Anwar ke dalam mulut talent lain, Maxim. Semua kejadian ini menambah daftar dugaan pelanggaran yang dipertanyakan oleh MUI.
MUI Minta KPI Bertindak Tegas
MUI, melalui Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi KH Masduki Baidlowi, menegaskan bahwa media penyiaran memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga kesucian bulan Ramadan. Menurutnya, tayangan yang disiarkan selama bulan suci harus sesuai dengan nilai-nilai agama dan norma masyarakat. MUI meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk segera mengambil langkah tegas terhadap pihak-pihak yang terlibat, termasuk memberikan teguran kepada Raffi Ahmad sebagai host acara tersebut.
Sebagai figur publik yang memiliki pengaruh besar, bahkan menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden dalam bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, MUI mengingatkan Raffi Ahmad untuk lebih berhati-hati dalam setiap tindakan yang ia lakukan di depan kamera. Sebab, perilaku dan ucapan yang ia tampilkan akan memengaruhi banyak orang, khususnya di bulan Ramadan yang merupakan bulan penuh berkah.
MUI Tekankan Pentingnya Program Ramadan yang Beretika
Dalam keterangannya, MUI juga menekankan pentingnya penyiaran program Ramadan yang mendidik dan bermanfaat bagi masyarakat. Ramadan adalah bulan yang penuh dengan nilai kesucian, dan oleh karena itu, media penyiaran harus bisa menyajikan tayangan yang sesuai dengan nilai agama dan budaya bangsa. KH Masduki berharap agar KPI dapat lebih tegas dalam memberikan teguran kepada penyelenggara program, serta memastikan bahwa ke depan, tayangan Ramadan yang disiarkan memiliki kualitas yang lebih baik, lebih beretika, dan lebih bermanfaat.
Langkah MUI dan KPI ke Depan
MUI berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan dan bahwa tayangan yang disiarkan selama bulan Ramadan bisa lebih mendidik serta mencerminkan semangat suci bulan tersebut. MUI juga mengingatkan bahwa meskipun mereka hanya berwenang memberikan catatan dan rekomendasi, keputusan akhir tetap ada di tangan KPI. Mereka berharap KPI bisa lebih proaktif dalam menjaga kualitas dan etika tayangan Ramadan di masa depan.
Dengan ini, MUI mengajak semua pihak, terutama para pelaku industri media penyiaran, untuk lebih bertanggung jawab dan menjaga nilai-nilai yang mendalam selama bulan Ramadan agar masyarakat dapat menikmati tayangan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan penuh berkah. (*)