Ratusan Warga Palestina Gelar Aksi Protes Anti-Hamas di Gaza

Warga Palestina melakukan demo. Foto/net--

Radarlambar.bacakoran.co -Ratusan warga Palestina menggelar aksi unjuk rasa di Gaza untuk menuntut agar Hamas mundur dari kekuasaan. Demonstrasi ini digambarkan oleh sejumlah media sebagai yang terbesar sejak perang antara Hamas dan Israel pecah pada Oktober tahun lalu. Para demonstran yang turun ke jalan-jalan menuntut perubahan signifikan dalam kepemimpinan di Gaza.

Penindakan Kekerasan oleh Hamas Terhadap Demonstran

Sebagai respons terhadap aksi protes ini, anggota Hamas yang mengenakan penutup wajah, beberapa di antaranya membawa senjata api dan pentungan, bertindak dengan membubarkan demonstrasi secara paksa serta menyerang sejumlah demonstran. Video yang banyak beredar di media sosial, yang diunggah oleh aktivis yang sering mengkritik Hamas, menunjukkan kelompok pemuda yang berbaris di jalan-jalan Beit Lahia, Gaza bagian utara, berteriak "keluar, keluar, keluar, Hamas keluar".

Protes Terkait Serangan Israel dan Ketegangan Politik di Gaza

Aksi ini terjadi sehari setelah kelompok Jihad Islam menembakkan roket ke Israel, yang membalas dengan memutuskan untuk mengevakuasi sebagian besar warga Beit Lahia. Langkah ini memicu kemarahan warga setempat. Setelah hampir dua bulan gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari 2025, Israel kembali melancarkan serangan udara di Gaza pada 18 Maret, menyusul ketegangan yang meningkat setelah Hamas menolak proposal AS untuk memperpanjang gencatan senjata.

Warga Gaza Menuntut Perubahan Kepemimpinan

Salah satu demonstran, Mohammed Diab, yang rumahnya hancur akibat serangan Israel setahun yang lalu, menegaskan bahwa mereka menolak mati demi agenda politik manapun, termasuk Hamas. "Hamas harus mundur dan mendengarkan suara mereka yang berduka," katanya. Video yang beredar juga menunjukkan para demonstran menyerukan untuk "gulingkan kekuasaan Hamas, gulingkan kekuasaan Ikhwanul Muslimin".

Kritik Terhadap Kepemimpinan Hamas Meningkat

Sejak Hamas berkuasa penuh di Gaza pada 2007 setelah memenangkan pemilu Palestina dan mengalahkan saingan-saingannya dengan kekerasan, kritik terhadap organisasi ini semakin meningkat, baik di jalanan maupun di dunia maya. Namun, meskipun kritik semakin terbuka, banyak yang masih takut menghadapi konsekuensi jika menentang Hamas secara terbuka.

Kondisi Gaza yang Semakin Memprihatinkan

Perang yang dipicu oleh serangan Hamas ke Israel pada Oktober 2023 telah menyebabkan ribuan kematian di kedua belah pihak. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 50.000 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel. Sekitar 70 persen bangunan di Gaza rusak atau hancur, dan banyak layanan dasar seperti kesehatan, air bersih, dan sanitasi telah lumpuh. Sebagian besar penduduk Gaza telah mengungsi, dengan banyak yang terpaksa berpindah berkali-kali.

Demonstrasi ini menunjukkan adanya ketidakpuasan yang mendalam terhadap kepemimpinan Hamas di Gaza, meskipun banyak pendukung garis keras kelompok tersebut yang menganggap protes ini tidak signifikan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan