Sheikh Mohammed dan Donald Trump Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Sheikh Mohammed dan Donald Trump Bahas Gencatan Senjata di Gaza. Foto/ net--

Radarlambar.bacakoran.co -Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) dan Presiden Amerika Donald Trump melakukan pembicaraan melalui panggilan telepon mengenai upaya mencapai gencatan senjata di Gaza. Dalam percakapan tersebut, Sheikh Mohammed juga mendesak agar bantuan diberikan kepada penduduk Gaza dan menekankan pentingnya mendukung solusi dua negara bagi Israel dan Palestina.

Rencana Gaza Trump yang Menuai Kecaman

Pada awal Februari 2025, Trump mengemukakan rencananya untuk Gaza yang mencakup pemindahan warga Palestina dan menciptakan "Riviera" Timur Tengah. Usulan ini mendapat kecaman keras dari banyak pemimpin dunia. Sebagai tanggapan, negara-negara Arab, termasuk UEA, mengadopsi rencana rekonstruksi alternatif Mesir yang bernilai sekitar USD 53 miliar atau Rp 862 triliun, tanpa memerlukan penggusuran warga Palestina. Namun, laporan dari kantor berita Emirat WAM tidak menyebutkan apakah rencana ini juga dibahas dalam percakapan antara Trump dan Sheikh Mohammed.

Serangan Israel Lanjutkan Konflik di Gaza

Dilansir dari Reuters, sejak 18 Maret 2025, militer Israel kembali melanjutkan serangan udara dan darat di Gaza, meskipun kesepakatan gencatan senjata yang telah berlangsung selama dua bulan sebelumnya. Serangan ini telah menyebabkan hampir 700 korban jiwa, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, menurut pejabat kesehatan Palestina.

UEA Menuntut Jalur Solusi Dua Negara

Pada 26 Februari 2025, penasihat diplomatik Presiden UEA, Anwar Gargash, menegaskan bahwa rencana rekonstruksi Gaza tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya jalur yang jelas menuju solusi dua negara bagi Israel dan Palestina. UEA merupakan salah satu negara Arab yang menormalisasi hubungan dengan Israel pada 2020 melalui perjanjian yang difasilitasi oleh AS di bawah pemerintahan Trump.

Perang Gaza yang Menghancurkan

Serangan yang dilakukan oleh Israel sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 50.000 orang tewas, menurut otoritas kesehatan Palestina. Perang ini dimulai setelah militan Hamas menyerang perbatasan, yang mengakibatkan kematian lebih dari 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan 250 orang lainnya disandera.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan