BSI Pembayar Zakat Terbesar di Indonesia, Rp787,5 M dalam 4 Tahun

Momentum penyerahan zakat dari BSI ke LAZ. Foto-Net--
Radarlambar.bacakoran.co- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan diri sebagai bank dengan kontribusi zakat terbesar kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dengan total penyaluran mencapai Rp787,5 miliar dalam kurun waktu empat tahun sejak berdiri pada 2021.
Jumlah tersebut mencerminkan komitmen perusahaan dalam mendukung optimalisasi zakat sebagai bagian dari ekosistem ekonomi syariah di Indonesia.
Dalam rentang waktu tersebut, penyaluran zakat BSI terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2021, BSI menyalurkan zakat sebesar Rp123,17 miliar, lalu meningkat menjadi Rp173,06 miliar pada 2022. Tren positif berlanjut dengan peningkatan zakat sebesar Rp222,77 miliar pada 2023 dan mencapai Rp268,5 miliar pada 2024.
Dalam acara simbolis bertajuk Cahaya Zakat yang diselenggarakan di Istana Negara, Jakarta, zakat BSI kembali disalurkan kepada Baznas. Acara ini turut disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, menandai peran strategis zakat dalam upaya pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Penyaluran zakat oleh BSI tidak hanya bersumber dari laba operasional perusahaan, tetapi juga dari zakat yang dikumpulkan dari karyawan. Peningkatan laba bersih perusahaan yang tumbuh secara signifikan menjadi salah satu faktor utama dalam meningkatnya jumlah zakat yang disalurkan.
Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI juga memanfaatkan inovasi digital untuk mempermudah nasabah dalam menunaikan zakat. Melalui platform BYOND by BSI, nasabah dapat melakukan pembayaran zakat secara digital, termasuk zakat fitrah yang tersedia khusus selama Ramadan. Hingga 19 Maret 2025, penghimpunan zakat melalui e-channel BSI telah mencapai Rp11,87 miliar secara year-to-date.
Sementara itu, Baznas mencatat bahwa peran BSI dalam penyaluran zakat memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kesadaran masyarakat untuk berzakat. Potensi zakat di Indonesia sendiri diperkirakan mencapai Rp327 triliun per tahun, meskipun realisasi yang telah dihimpun baru sekitar Rp41 triliun.
Dana zakat yang dihimpun Baznas kemudian disalurkan ke berbagai sektor strategis seperti ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Pemerintah juga terus mendorong optimalisasi zakat melalui berbagai kementerian, lembaga, dan perusahaan negara agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat yang membutuhkan.
Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa zakat bukan hanya kewajiban keagamaan, tetapi juga merupakan instrumen dalam mewujudkan keadilan sosial dan mengurangi ketimpangan ekonomi. Dengan pengelolaan yang optimal, potensi zakat diyakini mampu menjadi salah satu solusi dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem di Indonesia. Pemerintah memperkirakan bahwa kemiskinan absolut dapat diatasi dengan anggaran sekitar Rp30 triliun, sebuah jumlah yang dapat dicapai apabila zakat yang terhimpun semakin meningkat.
Dalam ekosistem digital zakat, BSI telah menggandeng berbagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) untuk memperluas jangkauan penghimpunan dan penyaluran zakat. Beberapa di antaranya adalah Baznas, BSI Maslahat, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Rumah Yatim, DT Peduli, serta 18 LAZ nasional lainnya.
Keberlanjutan program zakat yang dilakukan oleh BSI diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sektor keuangan lainnya dalam mendorong penguatan ekonomi berbasis syariah. Dengan semakin banyaknya institusi yang berkontribusi dalam ekosistem zakat, kesejahteraan masyarakat dapat meningkat secara lebih merata dan berkelanjutan.(*)