Pentingnya Edukasi Finansial untuk Hindari Risiko Gagal Bayar Pinjol

Foto: infografis/Utang Pinjol Menggunung Gen Z & Milenial Paling Demen Ngutang/Aristya Rahadian--

Radarlambar.bacakoran.co- Indriyatno, seorang ahli di bidang fintech, menegaskan bahwa fenomena gagal bayar (galbay) yang sering muncul di media sosial dapat menjadi viral karena cenderung mengandung unsur negatif.

Hal ini menjadi tantangan besar dalam dunia pinjaman online (pinjol), yang saat ini tengah berkembang pesat. Ia mengingatkan bahwa perlu adanya edukasi finansial yang intens bagi masyarakat, terutama konsumen pinjol, agar mereka menyadari konsekuensi jangka panjang dari tindakan gagal bayar.

Menurut Indriyatno, banyak individu yang tidak menyadari bahwa niat untuk tidak membayar pinjaman bisa berujung pada masalah hukum yang serius. Selain itu, gagal bayar juga dapat merusak skor kredit seseorang, yang akan berdampak pada kesulitan dalam mengakses pinjaman di masa depan. Salah satu dampak nyata dari gagal bayar adalah hilangnya kesempatan untuk mengajukan kredit pembelian kendaraan atau rumah.

Indriyatno menambahkan bahwa meskipun pinjol menawarkan kemudahan dalam memperoleh dana, masyarakat harus benar-benar yakin dengan kemampuannya untuk melunasi pinjaman sebelum memutuskan untuk meminjam. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi penurunan skor kredit yang berisiko menghambat akses ke layanan keuangan lainnya.

Saat ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada 97 perusahaan pinjol yang terdaftar dan memiliki izin resmi. Pembiayaan pinjol yang tercatat pada November 2024 mencapai Rp75,60 triliun, dengan pertumbuhan tahunan yang signifikan. Namun, data juga menunjukkan adanya peningkatan angka kredit macet, dengan tingkat tunggakan lebih dari 90 hari (TWP90) mencapai 2,52% pada November 2024.

Sejalan dengan itu, Wahyu Trenggono, Direktur Komersial IdScore, juga mengingatkan pentingnya menjaga dan memantau rekam jejak kredit atau skor kredit untuk menghindari kesulitan di masa depan. Skor kredit yang buruk bisa memengaruhi banyak aspek kehidupan, mulai dari kesulitan mencari pekerjaan hingga kesulitan dalam mendapatkan pembiayaan atau bahkan hal-hal yang lebih pribadi seperti kesulitan dalam berhubungan sosial.

Dengan demikian, Indriyatno dan Trenggono sepakat bahwa edukasi mengenai manajemen keuangan dan pemahaman risiko pinjaman online sangat penting agar masyarakat dapat menghindari masalah besar di kemudian hari.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan