Aplikasi Ini Mulai Saingi WhatsApp, Pengguna Mulai Tembus 1 M

Ilustrasi WhatsApp. Foto-Net--

Radarlambar.bacakoran.co– Aplikasi Telegram terus menunjukkan lonjakan popularitas yang signifikan sepanjang tahun 2024. Dengan lebih dari 950 juta pengguna aktif pada Juli 2024, Telegram kini semakin mendekati WhatsApp yang memiliki lebih dari 2 miliar pengguna di akhir tahun 2023. Berdiri sejak 2013 dan didirikan oleh Pavel Durov, pengusaha asal Rusia yang kini berbasis di Dubai, Telegram semakin mendapat perhatian global berkat komitmennya terhadap kebebasan berekspresi.

Durov menyebutkan bahwa pada tahun ini, Telegram diperkirakan akan menembus 1 miliar pengguna aktif bulanan, dengan pertumbuhannya yang digambarkan seperti "kebakaran hutan." Telegram menarik minat pengguna karena sifatnya yang bebas dari intervensi pemerintah, menjadikannya alternatif populer bagi mereka yang mencari platform komunikasi yang tidak dibatasi oleh regulasi ketat.

Telegram menonjol karena keberpihakannya pada kebebasan informasi. Meskipun platform ini pernah menghadapi tekanan dari berbagai negara untuk membatasi penyebaran informasi, Telegram tetap berpegang pada prinsip kebebasan berekspresi. Namun, Durov juga menyebutkan bahwa ancaman terhadap privasi pengguna lebih sering datang dari perusahaan teknologi besar seperti Apple dan Alphabet (induk Google), yang memiliki akses yang lebih besar terhadap data pengguna di perangkat mereka.

Telegram juga pernah menjadi sorotan selama konflik Rusia-Ukraina, di mana ia digunakan sebagai sumber informasi tanpa sensor, meskipun platform ini juga menghadapi tantangan dalam menangani penyebaran disinformasi. Meski begitu, Durov menegaskan bahwa Telegram tetap menjaga keamanan sistem enkripsinya meskipun pernah menjadi target peretasan, termasuk dari agen intelijen seperti FBI yang mencoba merekrut engineer Telegram untuk membuka akses "backdoor."

Saat ini, Telegram tidak hanya menjadi alternatif dari WhatsApp, namun juga masuk dalam jajaran platform digital global, sejajar dengan Facebook, Instagram, TikTok, dan WeChat. Bahkan, Telegram kini dikabarkan tengah mempersiapkan langkah untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) di bursa saham AS setelah mulai meraup keuntungan.

Durov menjelaskan bahwa pilihan untuk menjadikan Dubai sebagai markas besar Telegram bukan tanpa alasan. Uni Emirat Arab dipandang sebagai negara netral yang aman untuk menjalankan perusahaan teknologi, terutama yang beroperasi di tingkat global tanpa terikat pada kepentingan geopolitik tertentu.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan