Tradisi-Tradisi Ikonik Maluku, Simbol Warisan Budaya

Reporter: Yayan Prantoso |

Editor: Budi Setiawan |

Senin , 07 Apr 2025 - 16:50

Atraksi Bambu Gila / Foto--Net--

tradisi-tradisi ikonik maluku, simbol warisan budaya                            radarlambar.bacakoran.co - kepulauan maluku bukan hanya dianugerahi panorama alam yang memikat, tetapi juga memiliki warisan budaya yang sangat berharga. 
setiap tradisi yang tumbuh dan berkembang di daerah ini merefleksikan nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan kekeluargaan yang kuat. 
dalam keragaman tradisi inilah, masyarakat maluku menjalin ikatan sosial yang erat dan memperkuat identitas kolektif mereka. 
mengenali dan mengapresiasi tradisi-tradisi ini adalah langkah penting dalam memahami kekayaan budaya indonesia secara menyeluruh.
salah satu warisan budaya yang paling menarik perhatian adalah bambu gila, sebuah pertunjukan spiritual yang masih lestari di beberapa desa seperti liang dan mamala. 
dalam ritual ini, sebatang bambu yang telah melalui proses pemilihan dan ritual oleh seorang pawang akan digerakkan oleh kekuatan tak kasat mata. 
beberapa pria akan memegang bambu tersebut, yang seakan-akan bergerak sendiri dan sulit dikendalikan, hingga akhirnya energi tersebut dianggap telah mereda. 
prosesi ini menjadi simbol kekuatan spiritual yang masih kental dalam kehidupan masyarakat setempat.
tak kalah menarik, ada pula tradisi pukul sapu, yang biasa digelar setiap 7 syawal di desa mamala. 
dalam kegiatan ini, dua kelompok pria saling memukul menggunakan sapu yang terbuat dari tulang daun pohon enau. 
meski tampak keras dan menyakitkan, tradisi ini dijalankan dalam semangat sportivitas, persaudaraan, dan penghormatan terhadap sejarah perjuangan rakyat maluku, terutama kisah heroik dari pasukan kapten pattimura.
nuansa kebersamaan juga begitu terasa dalam tradisi makan patita, yaitu kegiatan makan bersama yang dilaksanakan dalam momen-momen perayaan, seperti hari jadi kota atau peringatan kemerdekaan.
setiap keluarga akan memasak makanan dalam jumlah besar, lalu membagikannya untuk disantap bersama di ruang publik. 
hidangan khas seperti papeda, ikan asar, dan kohu-kohu menjadi sajian utama yang mempererat hubungan antarwarga melalui kehangatan berbagi.
sementara itu, tradisi timba laor menjadi contoh unik dari kearifan lokal masyarakat maluku dalam memanfaatkan sumber daya alam. 
laor, hewan laut kecil yang menyerupai cacing, ditangkap saat kemunculannya di pantai pada malam hari menjelang bulan purnama. 
setelah dikumpulkan, laor dapat dikonsumsi dalam keadaan segar dengan bumbu sederhana atau digoreng. 
tradisi ini menjadi ajang berkumpul dan menikmati hasil laut bersama, mempererat ikatan sosial sambil melestarikan budaya kuliner lokal.
dalam rangka mengenang jasa pahlawan nasional dari maluku, masyarakat juga menggelar obor pattimura setiap tanggal 15 mei. 
obor simbolik ini dibawa melalui rute dari pulau saparua menuju pulau ambon oleh pelari-pelari yang terpilih, sebagai bentuk penghormatan terhadap semangat perjuangan pattimura. 
arak-arakan ini tak hanya menjadi penghormatan terhadap sejarah, tetapi juga sarana untuk menyatukan masyarakat dalam semangat nasionalisme.
kebersamaan masyarakat maluku juga tercermin dalam kegiatan malam badendang, di mana mereka berkumpul untuk menari dan bergembira bersama. 
lagu dan tarian tradisional seperti orlapei dan katreji menjadi sarana hiburan yang memperkuat ikatan sosial antarwarga. 
tradisi ini mencerminkan jiwa kolektif masyarakat maluku yang penuh kehangatan dan keterbukaan.
puncak dari kekayaan nilai sosial di maluku dapat dilihat dalam tradisi pela gandong. pela adalah ikatan persaudaraan antar desa yang menganut agama yang sama, sedangkan gandong menghubungkan desa-desa yang berbeda keyakinan. 
kedua konsep ini menanamkan nilai toleransi dan saling menghormati, menjadikan masyarakat maluku sebagai contoh nyata kerukunan dalam keberagaman.
keseluruhan tradisi ini menunjukkan bahwa budaya maluku bukan sekadar peninggalan masa lalu, melainkan warisan hidup yang terus dirawat dengan penuh cinta. 
melalui tradisi-tradisi tersebut, masyarakat tidak hanya menjaga identitas mereka, tetapi juga memberikan pelajaran penting tentang arti kebersamaan dan keberagaman dalam bingkai persatuan indonesia.(*)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Radar Lambar - Sabtu, 3 Mei 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan