Belasan Gajah Liar Mengamuk, 7 Rumah Warga Rusak Parah

RUSAK PARAH : Kawanan gajah liar yang berjumlah dari 18 ekor merusak tujuh rumah singgah milik petani kopi di di Dusun Peninjauan Pekon Bumi Hantatai Kecamatan BNS Selasa malam. Foto Dok--

BANDAR NEGERI SUOH – Kawanan gajah liar yang berjumlah dari 18 ekor merusak tujuh rumah singgah milik petani kopi di di Dusun Peninjauan, Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Selasa malam 8 April 2025, sekitar pukul 19.00 Wib.

Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Liwa, San Andre Jatmiko, S.Hut, M.M., mengungkapkan, lokasi kejadian berada di dalam area Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), kawasan yang dikenal sebagai habitat alami gajah sumatera.

Dijelaskan, kawanan gajah tersebut tampaknya sedang mencari makanan ketika mereka memasuki pemukiman petani kopi. Akibatnya, beberapa rumah singgah yang terbuat dari bahan bambu dan papan rusak parah. 

Rumah yang mengalami kerusakan berat adalah milik Wawan, Kardi, dan Aspari. Sementara itu, rumah singgah lainnya milik Asep, Ahdo, Amir, Hemi, dan Kodang juga terkena dampak, meski tidak seberat yang lainnya.

”Rumah singgah tersebut umumnya digunakan oleh para petani kopi sebagai tempat beristirahat setelah bekerja di ladang yang terletak di sekitar kawasan hutan. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, kerugian materiil yang ditimbulkan diperkirakan mencapai Rp25.000.000,” ungkapnya. 

”Bagi para petani kopi setempat, kerusakan tersebut memberikan dampak yang cukup besar, mengingat rumah singgah tersebut sangat vital untuk kenyamanan dan keselamatan mereka saat berada jauh dari rumah,” sambungnya.

San Andre juga menyampaikan bahwa kejadian ini memperlihatkan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bahaya yang ditimbulkan oleh gajah liar yang sering muncul di kawasan tersebut. 

"Kami sudah mengimbau warga setempat untuk berhati-hati dan segera mengungsi sementara waktu jika diperlukan, mengingat gajah-gajah liar ini masih berada dalam area yang hanya berjarak 2,2 kilometer dari batas kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan," ujarnya.

Dilain pihak, Camat Bandar Negeri Suoh, Mandala Harto, juga menyarankan kepada para petani di sekitar kawasan tersebut untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman. “Kami tidak dapat memprediksi kapan rombongan gajah liar ini akan datang kembali. Mengingat kejadian ini, keselamatan warga adalah prioritas utama,” kata Mandala Harto. Ia juga mengingatkan agar warga tetap waspada dan menjaga keselamatan mereka, mengingat potensi ancaman dari hewan liar yang cukup besar.

 

Sementara itu, upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap permasalahan ini masih terus dilakukan oleh pihak terkait, termasuk pengelola Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan instansi pemerintah daerah setempat.

Pihak berwenang berjanji akan terus memantau perkembangan situasi dan memastikan bahwa langkah-langkah yang tepat diambil untuk mengurangi kerugian lebih lanjut, baik dari segi materiil maupun keselamatan masyarakat.

”Keberadaan gajah liar yang semakin mendekati pemukiman warga menjadi perhatian serius, mengingat TNBBS adalah kawasan konservasi yang juga menjadi habitat penting bagi berbagai spesies, termasuk gajah sumatera yang terancam punah. Oleh karena itu, upaya mitigasi dan pengelolaan konflik manusia-hewan di kawasan ini menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan agar kejadian serupa dapat diminimalkan di masa depan,” pungkasnya. *

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan