Penelitian Ungkap Tikus Punya Indra Angka, Buka Jalan Baru dalam Studi Kognitif Hewan

Ilustrasi. Sebuah penelitian baru mengungkap penemuan mengenai indra bilangan pada hewan yang memungkinkan mereka dapat berhitung. Foto: AP/Nicky Souness--
Radarlambar.bacakoran.co- Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Science Advances mengungkap bahwa tikus memiliki kemampuan untuk memahami angka melalui sistem khusus dalam otaknya.
Penemuan ini memberikan salah satu bukti kuat bahwa hewan memiliki kemampuan berhitung dasar, suatu kemampuan yang sebelumnya dianggap eksklusif dan hanya dimiliki oleh manusia.
Riset ini dipimpin oleh Profesor Yung dari City University of Hong Kong dan Profesor Ke dari Chinese University of Hong Kong. Mereka memusatkan penelitian pada korteks parietal posterior otak tikus, bagian yang ternyata berperan penting dalam mengenali angka.
Dengan menggunakan pendekatan manipulasi otak serta teknik pembelajaran numerik baru, para peneliti berhasil menunjukkan bahwa tikus dapat membedakan dan merespons jumlah suara yang mereka dengar dalam rangka memperoleh makanan sebagai hadiah.
Para ilmuwan menggunakan metode rangsangan suara untuk melatih tikus, dan hasilnya menunjukkan bahwa meskipun tikus awalnya tidak memiliki pengetahuan tentang angka, mereka dapat mengembangkan persepsi terhadap jumlah melalui pelatihan yang terstruktur. Pengamatan ini menjadi dasar kesimpulan bahwa otak tikus memiliki area khusus yang mendukung proses pengenalan angka secara nonsimbolik, seperti melalui durasi suara atau luas visual objek.
Lebih lanjut, penelitian ini menegaskan bahwa kemampuan memahami angka atau *number sense* merupakan bagian dari kecerdasan dasar yang tidak hanya membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga penting bagi kelangsungan hidup hewan di alam liar. Kemampuan untuk membandingkan, memperkirakan, dan memahami kuantitas dapat membantu hewan dalam mencari makanan, menghindari predator, atau mengenali kelompok sosial mereka.
Penemuan ini juga membuka peluang baru dalam bidang kecerdasan buatan. Dengan meniru mekanisme otak tikus dalam memproses angka, para peneliti berharap dapat mengembangkan sistem AI yang lebih canggih dan adaptif. Di sisi lain, pemahaman lebih lanjut tentang sirkuit saraf ini dapat membantu merancang intervensi bagi individu yang mengalami kesulitan dalam memahami angka atau mengalami gangguan belajar matematika.
Penelitian lintas disiplin ini menegaskan bahwa pemahaman terhadap proses kognitif hewan dapat memberikan manfaat besar, tidak hanya dalam ranah biologi dan psikologi, tetapi juga dalam pengembangan teknologi dan pendidikan manusia.(*)