Kebiasaan Mengempeng Anak: Manfaat, Risiko, dan Cara Mengelola dengan Bijak

Anak yang terlalu sering mengempeng bisa menjadi terlalu bergantung secara emosional pada empeng sebagai cara untuk menenangkan diri. --Foto: Freepik----
6. Risiko Bahan Tidak Aman
Beberapa empeng terbuat dari plastik yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti BPA (bisphenol A) yang dapat merusak enamel gigi anak atau menyebabkan iritasi pada mulut.
Tips Mengelola Kebiasaan Mengempeng
Tawarkan Alternatif Alihkan perhatian anak dengan memberikan mainan gigitan atau boneka kesayangan yang aman untuk digigit. Ini bisa menjadi alternatif yang menyenangkan dan aman.
Batasi Penggunaan Gunakan empeng hanya pada waktu tidur atau saat anak rewel. Ini dapat membantu anak memahami kapan saat yang tepat untuk menggunakan empeng dan kapan tidak.
Bangun Kebiasaan Positif Berikan pujian setiap kali anak berhasil tidur atau menenangkan diri tanpa empeng. Ini akan membantu mereka merasa lebih percaya diri tanpa bergantung pada empeng.
Konsultasi dengan Dokter Gigi Anak Rutin melakukan pemeriksaan gigi anak dan konsultasikan dengan dokter gigi tentang langkah terbaik untuk menghentikan kebiasaan mengempeng. Dokter gigi dapat memberikan saran yang lebih spesifik berdasarkan kondisi gigi anak.
Mengempeng memang memberikan kenyamanan bagi anak, tetapi jika kebiasaan ini tidak dikelola dengan baik, dapat berisiko bagi kesehatan gigi dan perkembangan mulut mereka. Sebagai orang tua, sangat penting untuk memantau dan mengatur penggunaan empeng serta memberikan dukungan emosional agar anak bisa mengelola perasaan mereka tanpa bergantung pada empeng.
Dengan perhatian yang tepat dan pendekatan yang bijak, kebiasaan mengempeng dapat dihentikan secara perlahan tanpa menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Jika perlu, berkonsultasilah dengan dokter gigi anak untuk memastikan gigi mereka berkembang dengan sehat dan sempurna. (*)