Perdana Menteri Tuvalu Resmikan ATM Pertama dengan Perayaan Meriah

Tuvalu negara kecil di kawasan Pasifik. Foto Dok/Net ---

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Tuvalu negara kecil di kawasan Pasifik, akhirnya memiliki mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk pertama kalinya dalam sejarahnya, Perangkat tersebut resmi tiba di ibu kota, Funafuti, pada Selasa (15/4/2025), menandai momen penting bagi sistem keuangan negara berpenduduk sekitar 11.200 jiwa itu.

Dalam sebuah seremoni yang berlangsung di depan salah satu ATM baru, Perdana Menteri Feleti Teo menyambut kedatangan mesin tersebut sebagai langkah besar menuju kemajuan. Ia turut memimpin perayaan, yang diwarnai dengan pemotongan kue cokelat raksasa di hadapan para pejabat dan warga setempat.

Siose Teo, manajer umum Bank Nasional Tuvalu yang mengoperasikan ATM tersebut, menyatakan bahwa kehadiran mesin ini merupakan pencapaian besar dalam dunia perbankan Tuvalu. Ini akan membuka akses masyarakat ke layanan keuangan modern dan meningkatkan pemberdayaan ekonomi di seluruh wilayah, ujarnya.

Perwakilan dari Pacific Technology Limited, Nisar Ali, juga menyampaikan antusiasmenya atas kerja sama tersebut. Menurutnya, layanan ini akan membantu menghapus berbagai hambatan dalam transaksi keuangan yang selama ini dihadapi oleh masyarakat Tuvalu.

Hingga kini, Tuvalu hanya memiliki satu bandara di Funafuti dengan jadwal penerbangan terbatas dari Fiji. Ketika tak ada pesawat yang datang, landasan pacunya sering dijadikan area umum untuk bermain sepak bola atau rugbi oleh warga setempat. Di dalam negeri, mobilitas antarwilayah mengandalkan kapal feri karena belum ada layanan penerbangan domestik.

Di tengah langkah kemajuan ini, Tuvalu tetap menghadapi tantangan besar akibat krisis iklim. Dengan ketinggian maksimum hanya sekitar 4,5 meter di atas permukaan laut, negara ini menjadi salah satu yang paling rentan terhadap naiknya permukaan laut. Selain mengikis lahan pertanian yang terbatas, intrusi air asin dan meningkatnya suhu laut juga mengancam ekosistem lokal.

Tuvalu pernah mencuri perhatian dunia pada 2021, saat Menlu Simon Kofe menyampaikan pidato di forum PBB sambil berdiri di laut setinggi lutut—sebuah pesan simbolik mengenai urgensi perubahan iklim yang dihadapi negaranya.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan