Dua Anak Harimau Sumatra Lahir di Barumun, Tanda Keberhasilan Konservasi

Kemenhut mengumumkan kelahiran dua anak Harimau Sumatra di Sumatera Utara pada 26 Januari lalu. Foto Dok Kemenhut RI--

Radarlambar.bacakoran.co- Kabar menggembirakan datang dari Sanctuary Harimau Sumatra Barumun, Sumatra Utara, setelah dua anak Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) lahir pada 26 Januari lalu.

Kedua anak harimau tersebut merupakan keturunan pasangan harimau dewasa bernama Gadis dan Monang. Bayi harimau jantan diberi nama Nunuk, sementara harimau betina dinamai Ninik.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan bahwa penamaan Nunuk dan Ninik memiliki makna lebih dari sekadar identitas. Nama-nama tersebut merupakan simbol harapan baru bagi pelestarian satwa langka yang hanya hidup di pulau Sumatra tersebut.

Kehadiran dua anak harimau ini menjadi bukti bahwa upaya konservasi yang dilakukan pemerintah bersama para mitra berjalan efektif dan memberi dampak nyata bagi masa depan spesies tersebut.

Keberhasilan ini memperkuat optimisme terhadap kelangsungan hidup Harimau Sumatra, yang saat ini berstatus sangat terancam punah akibat perburuan liar dan kerusakan habitat. Kelahiran Nunuk dan Ninik dianggap sebagai tonggak penting dalam agenda konservasi nasional yang menempatkan pelestarian spesies langka sebagai prioritas.

Selain Harimau Sumatra, laporan dari Kementerian juga mencatat adanya indikasi kuat kelahiran baru Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Temuan jejak tapak dengan ukuran sekitar 19 hingga 20 sentimeter mengindikasikan keberadaan anakan badak berusia sekitar empat hingga enam bulan.

Penemuan ini memberikan harapan baru bagi spesies badak yang populasinya sangat terbatas dan hanya ditemukan di wilayah TNUK. Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan pengawasan dan perlindungan bagi setiap individu badak yang terdeteksi, guna memastikan kelestarian spesies tersebut dari ancaman eksternal.

Kelahiran anak harimau dan badak dalam waktu berdekatan menjadi sinyal positif dari keberlangsungan program konservasi satwa liar di Indonesia. Ini sekaligus menunjukkan pentingnya kolaborasi antar lembaga, masyarakat, dan pelaku konservasi dalam menjaga keanekaragaman hayati Nusantara.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan