Pemerintah Setop Impor Minyak dari Singapura

Kegiatan Proyek.--Foto freepik---

Radarlambar.bacakoran.co – Pemerintah Indonesia mengambil langkah drastis dalam kebijakan energi nasional dengan menghentikan sementara impor minyak dari Singapura selama enam bulan ke depan. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi untuk memperkuat kedaulatan energi dan mengalihkan sumber pasokan dari negara-negara pengolah ke negara-negara produsen minyak langsung, khususnya di kawasan Timur Tengah.

Keputusan ini lahir dari evaluasi pemerintah terhadap struktur impor minyak nasional yang selama ini dinilai tidak ideal. Saat ini, lebih dari separuh bahan bakar minyak (BBM) yang diimpor Indonesia berasal dari Singapura, sebuah negara yang sebenarnya tidak memiliki sumber daya minyak mentah sendiri. Singapura selama ini hanya berperan sebagai negara pengolah dan eksportir kembali ke negara-negara seperti Indonesia.

Pemerintah menilai skema ini merugikan dalam jangka panjang, baik dari sisi ekonomi maupun martabat kebijakan energi nasional. Selain tidak efisien, ketergantungan pada negara non-penghasil minyak seperti Singapura dianggap sebagai kelemahan strategi geopolitik Indonesia di sektor energi. Apalagi, harga jual dari Singapura dan Timur Tengah cenderung tidak memiliki selisih berarti, sehingga lebih rasional bagi Indonesia untuk langsung bermitra dengan negara produsen.

Langkah ini juga disebut sebagai bagian dari upaya memperkuat posisi Indonesia dalam konstelasi geostrategis global. Dengan mempererat kerja sama dengan negara-negara produsen minyak di Timur Tengah, Indonesia ingin membangun hubungan dagang yang lebih seimbang dan berdaya tawar tinggi.

Pemerintah juga menyampaikan kekhawatiran terhadap proses pengambilan kebijakan sebelumnya, yang dinilai kurang memperhatikan arah kedaulatan energi nasional. Adanya keputusan untuk tetap mengandalkan negara perantara seperti Singapura disebut sebagai bentuk kekeliruan dalam strategi jangka panjang.

Melalui kebijakan baru ini, pemerintah berharap dapat membangun sistem pasokan energi yang lebih logis, langsung, dan bermartabat. Di sisi lain, langkah ini diharapkan dapat menjadi momentum evaluasi besar dalam sistem perdagangan energi nasional, sekaligus membuka ruang kerja sama lebih erat dengan kawasan Timur Tengah sebagai mitra strategis baru. (*/rinto)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan