Pilot Pakistan Teken 'Surat Kematian' Jelang Serangan ke India

Pilot Pakistan menandatangani kontrak kematian. Foto/Net--
Radarlambar.bacakoran.co - Di balik langit yang tenang, badai besar tengah disiapkan oleh Angkatan Udara Pakistan. Sebuah operasi militer besar-besaran bernama Operasi Bunyan Marsoos diluncurkan sebagai bentuk serangan balasan terhadap India.
Lebih dari 40 jet tempur dikerahkan, dan yang mengejutkan dunia: para pilotnya menandatangani surat izin yang tak biasa—dokumen yang dijuluki sebagai “surat perintah kematian.”
Ini bukan misi biasa. Para pilot diberi instruksi jelas: hancurkan target dengan segala cara, bahkan jika itu berarti mengorbankan nyawa.
Banyak di antara mereka menelepon keluarga untuk mengucapkan salam perpisahan. Beberapa bahkan secara terang-terangan menyatakan kesiapan untuk mati syahid, dengan tekad tetap bertahan di langit musuh hingga misi selesai.
Sumber militer menyebut bahwa semua atau sebagian besar pesawat berhasil menuntaskan misi dan kembali ke pangkalan dengan selamat.
Namun, lebih dari sekadar keberhasilan taktis, operasi ini menyampaikan pesan simbolis yang kuat: militer Pakistan tidak hanya siap bertahan, tapi juga mampu menyerang dengan presisi dan keberanian ekstrem.
Semangat pengorbanan ini dianggap sebagai manifestasi dari nilai spiritual dan patriotisme mendalam. Bagi mereka, mati di medan tugas bukan akhir, melainkan kehormatan yang mempertegas dedikasi total pada bangsa dan rakyat.