Kerusuhan di Lampung Tengah Dipicu Dugaan Korupsi Bansos, Satu Warga Tewas

Kerusuhan warga pecah di Kampung Gunung Agung, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah, Sabtu (17/5/2025) kemarin. //Foto: Dok/Istimewa.--

Radarlambar.Bacakoran.co  — Ketegangan di Kampung Gunung Agung Kecamatan Terusan Nunyai,Kabupaten Lampung Tengah, Sabtu (17/5) kemarin akhirnya pecah. Hal itu terjadi setelah kerusuhan massal yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan sejumlah properti rusak parah termasuk rumah kepala kampung yang dibakar massa.

Kerusuhan itu diduga kuat dipicu oleh ketidakpuasan warga setempat terhadap dugaan penyelewengan bantuan sosial (bansos) beras yang dilakukan oleh Kepala Kampung Gunung Agung, Sukardi. Ketegangan meningkat drastis setelah Supriyadi (38) warga setempat tewas dalam perkelahian dengan Sadewo (41) yang disebut-sebut sebagai kerabat dekat Sukardi.

Menurut informasi yang dihimpun, insiden bermula dari pertemuan tak sengaja antara Supriyadi dan Sadewo di Pasar Bandar Agung. Percekcokan yang terjadi di antara keduanya berujung pada penikaman yang menewaskan Supriyadi di tempat. Tragedi ini memicu amarah warga yang sudah lama menyimpan kekecewaan terhadap kepemimpinan Sukardi, terutama menyangkut dugaan korupsi bansos pada awal tahun ini.

Warga yang tersulut emosi segera menggelar aksi massa. Mereka membakar rumah dinas Sukardi, merusak kendaraan, dan menghancurkan sejumlah aset milik pribadi kepala kampung. Beruntung, aparat kepolisian segera mengevakuasi istri dan anak Sukardi sebelum massa bertindak lebih jauh.

Kapolres Lampung Tengah, AKBP Alsyahendra, yang turun langsung ke lokasi, memastikan bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan menyeluruh atas kerusuhan ini. “Kami akan mengusut secara tuntas, baik kasus penikaman maupun dugaan pembakaran dan kerusakan aset. Siapa pun yang melanggar hukum akan ditindak tegas,” ujarnya.

Lebih lanjut, Alsyahendra menjelaskan bahwa bentrokan yang terjadi merupakan buntut dari dugaan penyimpangan distribusi bansos. Sukardi diduga pernah menjual sekitar 400 karung beras bantuan pemerintah, dengan total berat sekitar 4 ton, ke salah satu pondok pesantren di Kabupaten Tulangbawang Barat, dengan nilai transaksi mencapai Rp36 juta. Kasus ini dilaporkan terjadi pada akhir Januari 2025, namun belum mendapat penanganan hukum yang memuaskan di mata warga.

“Pelaku penikaman, yaitu Sadewo, sudah berhasil kami amankan. Sementara itu, tim kami masih melakukan pendalaman untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang memprovokasi pembakaran dan aksi anarkis lainnya,” tambah Alsyahendra.

Hingga Sabtu malam kemarin kondisi di Kampung Gunung Agung sudah mulai berangsur kondusif. Puluhan anggota kepolisian tetap disiagakan di lokasi guna mencegah kemungkinan kericuhan lanjutan.

Jenazah Supriyadi telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung untuk menjalani autopsi. Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh isu-isu liar serta menyerahkan proses hukum kepada pihak berwenang.

Peristiwa ini menjadi cermin betapa pentingnya transparansi dalam penyaluran bantuan sosial, serta penegakan hukum yang adil untuk menjaga kepercayaan publik dan stabilitas sosial di tingkat akar rumput.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan