TNI AD Respons Temuan Komnas HAM soal Ledakan Amunisi di Garut, Janji Evaluasi Internal

Ilustrasi ledakan. Foto -Net--
Radarlambar.vbacakoran.co -Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Wahyu Yudhayana, menyatakan bahwa temuan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terkait ledakan amunisi di Garut akan dijadikan bahan evaluasi internal institusi. Wahyu menegaskan TNI AD terbuka terhadap kritik dan masukan dari berbagai pihak, serta menghargai fakta yang diungkap Komnas HAM di lokasi kejadian.
Komnas HAM menyoroti keterlibatan warga sipil dalam aktivitas berisiko tinggi, seperti pemusnahan amunisi afkir, yang seharusnya hanya dilakukan oleh personel bersertifikasi dan ahli. Mereka menemukan 21 pekerja sipil yang terlibat dalam proses pemusnahan amunisi di Garut, yang sebagian besar belajar secara otodidak tanpa pelatihan khusus, dengan upah harian sekitar Rp 150 ribu.
Para pekerja ini memiliki peran beragam mulai dari sopir, penggali lubang, hingga pembongkar amunisi, namun tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri yang memadai. Ledakan tragis di Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD tersebut menyebabkan 13 korban jiwa, termasuk empat anggota TNI dan tujuh warga sipil.
Komnas HAM mengimbau Panglima TNI dan Kapolri untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur pemusnahan amunisi dan menjamin keselamatan kerja semua pihak yang terlibat, termasuk memastikan tidak lagi melibatkan warga sipil yang tidak bersertifikat. Selain itu, Komnas HAM meminta TNI AD untuk transparan dengan hasil investigasi dan berkomitmen pada pemulihan jangka panjang bagi keluarga korban, baik secara fisik, psikologis, dan sosial ekonomi.
Langkah ini diharapkan bisa mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan dan meningkatkan akuntabilitas serta keselamatan dalam operasi militer. (*)