Fenomena Terbangun Jam 3 Pagi Semakin Marak, Apa Sebabnya

Ilustrasi insomnia bangun dini hari. Foto-iStock--
Radarlambar.bacakoran.co- Fenomena bangun tidur pada pukul 3 pagi tampaknya semakin banyak dialami orang. Tak hanya sekadar keluhan di dunia nyata, data menunjukkan bahwa pencarian di Google dengan kata kunci "bangun jam 3 pagi" melonjak signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, video-video bertema serupa di TikTok juga mendapatkan respons besar dari pengguna.
Lonjakan pencarian ini menjadi sinyal bahwa pengalaman terbangun pada dini hari bukanlah hal yang dialami segelintir orang saja. Banyak pihak mulai mempertanyakan penyebabnya, terutama ketika hal itu terjadi secara berulang dan mengganggu kualitas tidur.
Direktur Pusat Pengobatan Tidur di Weill Cornell Medicine dan NewYork-Presbyterian, Dr Ana Krieger, menjelaskan bahwa kebiasaan sebelum tidur memegang peran penting dalam menentukan kualitas tidur malam seseorang. Ia menyoroti bahwa banyak orang masih mengabaikan pentingnya menyiapkan tubuh dan pikiran untuk tidur yang nyenyak.
Krieger menyarankan agar seseorang membangun rutinitas malam yang tenang dan konsisten. Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan menjelang tidur antara lain menjauhkan perangkat elektronik, menghindari konsumsi alkohol dan kafein di sore hingga malam hari, serta menciptakan suasana kamar yang sejuk, tenang, dan gelap.
Namun, terbangun pada pukul 3 pagi bisa juga berkaitan dengan faktor lain seperti stres atau kondisi kesehatan tertentu, termasuk gangguan tidur seperti sleep apnea. Menurut Krieger, jika penyebabnya bersifat medis, maka langkah utama yang perlu dilakukan adalah mengatasi kondisi kesehatan tersebut terlebih dahulu.
Krieger juga mengingatkan, saat seseorang terbangun di tengah malam, sangat penting untuk tidak tergoda melakukan aktivitas yang justru memperburuk kondisi seperti menyalakan lampu, memainkan ponsel, atau menonton video. Hal ini hanya akan membuat tubuh makin sulit kembali tertidur.
Sebaliknya, ia menyarankan untuk tetap berada dalam suasana tenang dan mencoba teknik relaksasi. Salah satu metode yang bisa dicoba adalah teknik pernapasan 4-7-8, yaitu menarik napas selama empat detik, menahan selama tujuh detik, lalu mengembuskan napas perlahan selama delapan detik. Teknik ini membantu menurunkan tingkat kecemasan dan mempersiapkan tubuh untuk kembali beristirahat.
Dengan menjaga rutinitas tidur yang sehat dan mengenali sinyal dari tubuh, kualitas tidur yang baik bisa dicapai. Karena pada akhirnya, tidur yang nyenyak bukan sekadar soal waktu, tetapi juga soal bagaimana kita mempersiapkan tubuh dan pikiran untuk beristirahat dengan benar.(*)