FGD HMI Soroti Harga Singkong Anjlok dan Pungli Truk Batu Bara

Isu ekonomi dan penegakan hukum yang menyangkut masyarakat pesisir dan pedesaan Lampung mendapat perhatian serius melalui sebuah diskusi intens yang digelar HMI Cabang Bandar Lampung-Foto Dok---
Radarlambnar.bacakoran.co – Isu ekonomi dan penegakan hukum yang menyangkut masyarakat pesisir dan pedesaan Lampung mendapat perhatian serius melalui sebuah diskusi intens yang digelar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandar Lampung.
Pada Jumat, 23 Mei 2025, sekitar 100 peserta yang terdiri dari mahasiswa, akademisi, pemangku kepentingan, hingga aparat penegak hukum berkumpul di Hotel Emersia untuk membahas dua masalah krusial: anjloknya harga singkong dan praktik pungli pada distribusi truk batu bara.
Diskusi yang mengangkat tema “Meneguhkan Keadilan Ekonomi: Pemuda dalam Menyikapi Anjloknya Harga Singkong dan Pungli Muatan Truk Batu Bara di Lampung” ini menjadi wadah kolaborasi penting antar berbagai elemen. Forum ini menegaskan bahwa persoalan tersebut tidak bisa dipandang sebelah mata, mengingat dampaknya yang langsung mengenai petani dan pengguna jalan di wilayah Lampung dan sekitarnya.
Polda Lampung menunjukkan komitmen kuat dalam menangani masalah tersebut dengan menegaskan pengawalan ketat pada regulasi distribusi hasil pertanian serta operasional angkutan batu bara. Aparat kepolisian bertekad menindak tegas praktik pungli dan pelanggaran terkait overdimensi maupun overloading truk yang selama ini merugikan banyak pihak dan mengancam ketertiban lalu lintas.
Sinergi antar instansi pemerintah provinsi, termasuk dari Lampung dan Sumatera Selatan, juga menjadi fokus utama guna menjamin pengawasan yang efektif di jalur distribusi batu bara. Hal ini dianggap penting agar tidak menimbulkan beban sosial di daerah-daerah yang dilintasi serta menjaga pelayanan publik agar tetap prima.
Tidak hanya aparat, para akademisi dan dinas teknis juga menyumbangkan pandangan kritis yang menyoroti perlunya peran aktif pemerintah sebagai fasilitator yang menghubungkan petani singkong dengan industri agar harga dapat stabil dan berkeadilan. Selain itu, transparansi regulasi dan pengawasan ketat dianggap mutlak demi menciptakan tata kelola industri dan transportasi yang sehat.
Kesimpulan dari diskusi tersebut menegaskan bahwa penyelesaian masalah anjloknya harga singkong dan pungli truk batu bara tidak dapat diatasi secara parsial. Semua pihak – pemerintah, aparat penegak hukum, pelaku usaha, hingga elemen masyarakat dan mahasiswa – harus bersatu membangun sistem yang adil, transparan, dan berpihak pada rakyat. Komitmen bersama ini diharapkan dapat membuka jalan bagi keadilan ekonomi dan ketertiban sosial yang selama ini dinantikan oleh masyarakat Lampung. (*/nopri)