Misi Dua Menteri ke Nduga dan Ancaman TPNPB-OPM: Pesawat Sipil Ditetapkan DPO

Sebby Sambom, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM). Foto/net--
Radarlambar.bacakoran.co – Suasana mencekam membayangi kunjungan dua pejabat tinggi negara ke jantung Papua Pegunungan, Sabtu (7/6). Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin terbang ke Kabupaten Nduga dalam rangka misi kemanusiaan dan pembangunan. Namun, kehadiran mereka membawa konsekuensi yang tak ringan.
Pesawat sipil yang mereka tumpangi, PK-ELM milik Elang Nusantara Air, kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) versi TPNPB-OPM. Bukan hanya pesawat, tapi juga pilot dan kopilotnya.
“Pesawat itu sebelumnya digunakan mengantar Panglima Kogabwilhan III, Letjen TNI Bambang Trisnohadi. Maka kami tetapkan sebagai target,” tegas Sebby Sambom, juru bicara TPNPB-OPM, dalam rilis resminya kepada media.
Menurut Sebby, siapa pun yang terbang di wilayah yang mereka sebut “zona perang” akan dianggap sebagai musuh. Dan, PK-ELM masuk kategori itu. "Kami tidak pandang pesawat sipil atau militer. Siapa pun yang masuk zona kami, jadi sasaran," ujarnya lantang.
Sementara itu, kunjungan Sri Mulyani dan Sjafrie ke Keneyam, ibu kota Nduga, berjalan dengan pengamanan ketat. Keduanya terlihat mengenakan rompi antipeluru, simbol bahwa wilayah ini belum benar-benar tenang.
Di Nduga, kedua menteri menyambangi Pos Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku, bertemu langsung dengan unsur Forkopimda, dari Wakil Bupati hingga kepala-kepala OPD setempat. Agenda utama mereka: mendengarkan langsung kebutuhan masyarakat di wilayah yang selama bertahun-tahun diguncang konflik bersenjata.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintahan Presiden Prabowo untuk memulihkan kepercayaan, mempercepat pembangunan, dan memperkuat sektor pendidikan dan kesehatan di Papua.