Parosil Berharap Sekolah Kopi Turut Tumbuhkan Ekonomi

Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus-Foto Dok Dinas Kominfo-
BALIKBUKIT - Kabupaten Lampung Barat memiliki icon sekolah kopi dan kampung kopi sebagai salah satu bentuk dukungan nyata dari Pemerintah Lampung Barat terhadap petani kopi untuk menunjang peningkatan produksi dan kualitas kopi robusta.
Bupati Parosil Mabsus mengungkapkan, Kabupaten Lampung Barat merupakan penghasil kopi robusta terbesar di Provinsi Lampung, dengan luas lahan mencapai 53 ribu hektar, belum termasuk wilayah yang masuk kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Potensi ini menjadikan Lampung Barat bukan hanya pusat produksi, tetapi juga pusat edukasi dan wisata kopi.
Parosil mengungkapkan, Sekolah Kopi yang dibangun di daerahnya bukanlah fasilitas biasa. Selain berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi petani dan generasi muda, sekolah ini dilengkapi sarana yang lengkap dan modern mulai dari kedai kopi, aula pelatihan, peralatan seduh profesional, gazebo, guest house, hingga infrastruktur penunjang seperti jalan dan talud.
“Kami ingin Sekolah Kopi menjadi lebih dari sekadar tempat belajar. Ini adalah etalase, panggung utama bagi kopi robusta Lampung Barat untuk dikenal lebih luas, baik nasional maupun internasional,” jelasnya.
Parosil meyakini, membangun ekosistem kopi yang terintegrasi tidak hanya akan meningkatkan kualitas dan produksi, tetapi juga menciptakan rangkaian nilai tambah ekonomi melalui sektor pariwisata. Keberadaan kampung kopi, pelatihan barista lokal, dan aktivitas edukatif di Sekolah Kopi diharapkan menarik minat wisatawan, pecinta kopi, hingga investor.
Dengan kata lain, pengembangan kopi di Lampung Barat tidak lagi sekadar berbicara soal produksi biji, tetapi juga menyangkut cerita, budaya, pengalaman, dan destinasi. Ini menjadikan kopi sebagai jembatan antara ekonomi kerakyatan dan pariwisata berbasis komunitas.
Parosil menyampaikan harapan besarnya agar Sekolah Kopi menjadi simbol transformasi ekonomi daerah. Bukan hanya melahirkan petani yang terampil, tapi juga mencetak pelaku ekonomi kreatif, membuka lapangan kerja baru, hingga meningkatkan pendapatan daerah.
“Sekolah kopi ini harus bisa memberikan manfaat konkret. Bukan hanya untuk petani, tetapi juga bagi remaja, pelaku UMKM, dan semua masyarakat. Kita ingin kopi menjadi jalan menuju kesejahteraan,” tegasnya.
Dengan semangat membangun daerah berbasis kearifan lokal, Parosil ingin kopi robusta Lampung Barat tak hanya dikenal dari rasa dan aromanya, tetapi juga sebagai identitas budaya dan ekonomi. Melalui pendekatan wisata edukatif dan integrasi lintas sektor, ia yakin bahwa geliat ekonomi berbasis kopi bisa terus bertumbuh berkelanjutan. (lusiana)