Cegah Konflik Harimau Polisi Pasang Himbauan dan Kamera Trap

Polres Lampung Barat bersama sejumlah pemangku kepentingan bergerak cepat menindaklanjuti temuan jejak harimau di kawasan TNBBS. -Foto Dok---
Radarlambar.bacakoran.co – Polres Lampung Barat bersama sejumlah pemangku kepentingan bergerak cepat menindaklanjuti temuan jejak harimau di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Sebagai bentuk mitigasi dini, tim gabungan memasang banner peringatan dan kamera trap di titik-titik rawan konflik satwa dan manusia, Rabu (28/5).
Kegiatan ini dilakukan di sekitar lokasi penemuan jasad warga yang diduga menjadi korban serangan satwa liar, tepatnya di Resor Ulu Belu TNBBS, wilayah administratif Pemangku Mekar Sari, Pekon Suka Damai, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Lampung Barat.
Tim memasang kamera trap di empat titik strategis, yakni di sekitar aliran sungai dan jalur lintasan yang diduga menjadi rute jelajah harimau sumatra. Selain itu, banner berisi imbauan dipasang di patok batas taman nasional agar warga lebih waspada saat memasuki kawasan hutan.
Kapolres Lampung Barat AKBP Rinaldo Aser, S.H., S.I.K., M.Si. melalui Kapolsek Sumberjaya AKP Rekson Syahrul menyatakan, pemasangan kamera trap merupakan bagian dari strategi pemantauan satwa liar berbasis data, sekaligus bentuk kolaborasi antara Polri, TNI, SPTN, dan masyarakat lokal.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah memberi peringatan dini kepada warga agar berhati-hati di jalur yang sering dilalui satwa, sekaligus mengumpulkan data visual untuk mendeteksi keberadaan harimau atau satwa liar lainnya,” jelas AKP Rekson.
Langkah ini disambut positif oleh masyarakat sekitar yang mendukung upaya pelestarian sambil menjaga keselamatan mereka. Warga juga diminta segera melapor jika menemukan jejak atau tanda keberadaan satwa, tanpa melakukan tindakan yang membahayakan.
“Kami tekankan agar masyarakat tidak panik, namun tetap waspada. Jangan bertindak ceroboh atau merusak habitat satwa. Cukup laporkan pada pihak berwenang,” imbuhnya.
Pemasangan ini merupakan salah satu upaya nyata menjaga keseimbangan antara konservasi dan aktivitas manusia, serta memperkuat edukasi lingkungan hidup di wilayah-wilayah penyangga taman nasional. Dengan adanya pemantauan intensif, diharapkan konflik manusia-satwa dapat ditekan seminimal mungkin. (*/nopri)