Di Hari Lahir Pancasila, Presiden Prabowo Serukan Persatuan dan Waspada Intervensi Asing

Prabowo mengeluhkan ketergantungan Indonesia pada impor migas. Hal ini membuat biaya yang dikeluarkan untuk impor migas sangat besar. -Foto-net.--

Radarlambar.bacakoran.co -Dalam suasana khidmat peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pesan tegas yang menyentuh akar nasionalisme bangsa. Ia menegaskan pentingnya menjaga persatuan di tengah perbedaan, serta mewaspadai campur tangan kekuatan asing yang dinilainya masih terus berusaha memecah belah Indonesia.

Bagi Prabowo, bangsa Indonesia harus bersatu menghadapi berbagai tantangan, bukan justru terjebak dalam konflik internal. Ia menilai, ada pihak-pihak di luar negeri yang tidak menginginkan Indonesia menjadi negara kuat dan makmur. Menurutnya, sejarah panjang kolonialisme telah menunjukkan bagaimana kekuatan asing kerap memanfaatkan perpecahan untuk menguasai.

Dalam pidatonya, Prabowo juga menyinggung keberadaan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang menurutnya dibiayai oleh kekuatan asing untuk menyusupkan agenda terselubung. Ia menyoroti bagaimana konsep demokrasi, hak asasi manusia, dan kebebasan pers yang dibawa dari luar kerap dipaksakan dalam versi yang tidak selalu sesuai dengan nilai-nilai bangsa.

Meski demikian, Prabowo menegaskan bahwa kewaspadaan terhadap pengaruh asing bukan berarti menumbuhkan rasa curiga terhadap bangsa lain. Ia justru mengajak masyarakat untuk tetap terbuka namun cerdas, serta mampu menjaga kedaulatan pemikiran dan sikap agar tidak mudah dipermainkan.

Upacara yang berlangsung Senin, 2 Juni 2025 itu dihadiri sejumlah tokoh penting negara. Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka turut hadir bersama jajaran pimpinan lembaga tinggi negara seperti Ketua MPR Ahmad Muzani, Ketua DPD Sultan Najamudin, dan beberapa menteri Kabinet Merah Putih. Tampak pula sejumlah tokoh nasional, termasuk Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, Wapres ke-6 Try Sutrisno, dan Wapres ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla.

Momen peringatan ini menjadi panggung bagi Presiden Prabowo untuk kembali menegaskan arah sikap nasionalisme yang ingin ia bangun di masa pemerintahannya—yakni Indonesia yang berdiri di atas kaki sendiri, tidak tunduk pada tekanan asing, dan menjadikan Pancasila sebagai fondasi utuh dalam menata masa depan bangsa. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan