2026, Anggaran Makan Bergizi Gratis Dinaikan Jadi Rp300 Triliun

Pemerintah bersiap memperbesar alokasi dana untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada tahun anggaran 2026. Foto Net--

Radarlambar.bacakoran.co– Pemerintah bersiap memperbesar alokasi dana untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada tahun anggaran 2026. Setelah tahun ini digelontorkan sekitar Rp160 triliun, proyeksi belanja untuk tahun depan diperkirakan bisa menyentuh angka Rp300 triliun.

Program yang digagas sebagai salah satu inisiatif prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ini bertujuan untuk menyediakan makanan bergizi sekali sehari bagi jutaan anak sekolah dan ibu hamil di seluruh Indonesia. Sebagai bentuk investasi jangka panjang terhadap kualitas sumber daya manusia, MBG diharapkan memperkuat fondasi pertumbuhan ekonomi dan kesehatan masyarakat.

Di forum ekonomi internasional yang digelar di Jakarta baru-baru ini, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Pandjaitan, menjelaskan bahwa program MBG bukan sekadar kebijakan populis, melainkan strategi distribusi ekonomi yang bersifat menyeluruh. Pemerintah memandang penyediaan makanan sehat sebagai cara untuk menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru di luar kota-kota besar.

Distribusi anggaran program ini diperkirakan dapat menciptakan dampak ekonomi langsung di berbagai daerah. Mulai dari petani lokal, pelaku usaha kecil di sektor pangan, hingga sistem logistik desa-kota akan ikut terlibat dalam ekosistem MBG. Dengan kata lain, kebijakan ini diharapkan menjadi mesin penggerak ekonomi rakyat dari level paling bawah.

Dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, pemerintah sudah mengalokasikan dana awal sebesar Rp71 triliun untuk pelaksanaan MBG. Namun, menyusul penyesuaian kebijakan fiskal dan efisiensi belanja kementerian/lembaga, pemerintah menambahkan sekitar Rp100 triliun lagi untuk memperluas cakupan program ini.

Proyeksi pembengkakan anggaran hingga Rp300 triliun pada 2026 mencerminkan komitmen untuk menjadikan MBG sebagai program struktural yang bersifat jangka panjang, bukan sekadar respons terhadap isu kekurangan gizi atau kemiskinan sesaat.

Pemerintah menargetkan 82,9 juta penerima manfaat, yang mencakup anak-anak usia sekolah dasar hingga menengah serta ibu hamil. Melalui program ini, diharapkan terjadi penurunan stunting secara signifikan, peningkatan kecerdasan generasi muda, serta ketahanan sosial yang lebih kuat.

Penerapan program di lapangan akan menantang. Distribusi logistik makanan, pengawasan kualitas gizi, dan penguatan peran sekolah serta desa menjadi elemen penting agar program berjalan tepat sasaran. Namun, jika dijalankan secara konsisten dan terstruktur, MBG berpotensi menjadi fondasi baru bagi pembangunan nasional yang inklusif.(*/edi)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan