Pertamina NRE Dorong Kemandirian Energi dan Ekonomi Nelayan Subang Lewat Olahan Limbah Ikan

Foto Dok Pertamina--

Radarlambar.bacakoran.co- Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menunjukkan komitmennya dalam mendorong pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Rawa Meneng, Kabupaten Subang, Jawa Barat, melalui program Desa Energi Berdikari. Inisiatif ini berfokus pada pengolahan limbah ikan menjadi produk bernilai jual seperti tepung ikan, dengan dukungan energi bersih dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Desa Rawa Meneng, yang berada di sekitar wilayah operasional PLTGU Jawa-1 milik PT Jawa Satu Power (JSP), selama ini menggantungkan perekonomiannya pada hasil tangkapan laut. Namun, sebagian besar ikan kecil hasil tangkapan nelayan selama ini dibuang karena dianggap tidak memiliki nilai jual. Melalui program ini, limbah ikan atau ikan rucah diolah menjadi tepung ikan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan unggas dan ikan.

Pertamina NRE bersama JSP tidak hanya menyediakan PLTS berkapasitas 2.200 watt peak (Wp) untuk menunjang proses produksi, tetapi juga melakukan pendampingan serta edukasi bagi nelayan dalam pengelolaan dan pengolahan produk. Teknologi pengering yang kini dioperasikan menggunakan energi surya membantu menekan biaya operasional secara signifikan.

"Desa Energi Berdikari Pertamina bertujuan membantu masyarakat agar mandiri, baik dari sisi energi maupun ekonomi. Kami melihat potensi besar di Desa Rawa Meneng untuk membangun ekosistem ekonomi yang berkelanjutan melalui pengolahan hasil laut," kata Rika Gresia, Manager Corporate Communication Pertamina NRE, dalam pernyataan tertulis, Minggu (15/6/2025).

Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Karya Baru, Karyono, menjelaskan bahwa selama ini ikan rucah hanya dibuang karena harganya rendah. Namun kini, ikan-ikan tersebut dapat diolah menjadi produk bernilai tambah. "Dengan mesin pengering bertenaga PLTS, biaya produksi jauh lebih hemat. Tepung ikan hasil olahan ini kini punya nilai jual dan dibutuhkan di pasar," ujarnya.

Program ini memberikan manfaat langsung bagi setidaknya 35 nelayan kapal kecil dan 140 anggota KUD Mina Karya Baru. Selain membuka peluang ekonomi baru, penggunaan PLTS juga mendukung upaya pengurangan emisi karbon di kawasan pesisir.

CEO Pertamina NRE, John Anis, menegaskan bahwa transisi energi tidak semata menyangkut teknologi, tetapi juga menyasar pembangunan masyarakat yang mandiri dan berdaya. Menurutnya, keterlibatan aktif masyarakat dalam memanfaatkan energi terbarukan menjadi kunci dalam mewujudkan praktik ekonomi sirkular dan berkelanjutan.

Sementara itu, VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menyebut bahwa program Desa Energi Berdikari merupakan wujud sinergi antara pengembangan energi bersih dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. "Saat ini, Pertamina Grup telah mengembangkan 172 lokasi Desa Energi Berdikari di berbagai wilayah. Kami berharap program ini berdampak nyata, tidak hanya pada ekonomi lokal, tapi juga pada pengurangan emisi karbon nasional," ungkap Fadjar.

 

Melalui inisiatif ini, Pertamina NRE menekankan pentingnya peran komunitas lokal dalam membangun masa depan energi dan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, khususnya di kawasan pesisir yang kaya akan sumber daya alam terbarukan.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan