Tikus Niken dan Ancaman dari Perut Bumi: Kisah Makhluk Langka yang Terkepung Tambang

Aktivitas penambangan nikel di raja ampat. Foto-Net--
Ironisnya, Pulau Gag tidak masuk dalam kawasan geopark. Status ini yang membuat tambang tetap bisa beroperasi, meskipun ancaman ekologis di depan mata begitu nyata.
Ibnu Maryanto pernah menulis bahwa tikus niken hidup dekat tanah dan aktif di malam hari. Mungkin saat malam turun dan suara alat berat menghilang, tikus niken masih mencoba bertahan—mengendus sisa-sisa akar di balik semak, atau mencari tempat aman untuk bersembunyi. Tapi sampai kapan?
Kisah tikus niken bukan sekadar tentang satu spesies tikus langka. Ini kisah tentang benturan antara ekonomi dan ekologi. Tentang makhluk kecil yang tidak punya suara di meja kebijakan. Tentang pilihan yang kita buat hari ini, yang akan menentukan apakah anak cucu kita masih bisa mengenal fauna asli tanah air ini—bukan dari hutan, melainkan dari lembaran ensiklopedia tua.
Dan mungkin, saat itu datang, satu-satunya yang tersisa dari tikus niken hanyalah nama di jurnal ilmiah—dan sebuah kisah cinta yang pernah terpatri dalam namanya. (*)