Waspadai Limbah Tusuk Sate, DLH Pesbar Imbau Masyarakat Lebih Peduli

DLH Pesisir Barat imbau masyarakat untuk tidak membuang limbah tusuk sate sembarangan, yang bisa berdampak bahaya terhadap petugas kebersihan maupun masyarakat. Foto dok--

PESISIR TENGAH - Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sembarangan limbah tusuk sate yang dapat membahayakan masyarakat. Hal itu sebagai bentuk kepedulian terhadap keamanan dan kesehatan lingkungan, terutama bagi petugas kebersihan dan masyarakat umum. Pasalnya, limbah tusuk sate yang dibuang begitu saja ke tempat terbuka itu tentunya berpotensi bagi kesehatan, seperti risiko infeksi luka tusuk maupun penyakit tetanus.

Kabid Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Pesbar, Ns. Erido Riska, S.Kep., M.M., mengatakan bahwa masyarakat perlu lebih peduli dan bertanggung jawab dalam membuang sampah, khususnya limbah yang tergolong berbahaya seperti tusuk sate.

“Tusuk sate termasuk kategori benda tajam yang apabila dibuang sembarangan, bisa melukai siapa saja. Apalagi jika mengenai anak-anak, pengunjung wisata, atau petugas kebersihan yang tidak mengetahui adanya benda berbahaya tersebut di antara tumpukan sampah,” katanya.

Dikatakannya, DLH menyarankan masyarakat untuk memisahkan limbah tusuk sate dari sampah lainnya dengan cara membungkus atau mematahkan tusuk sate sebelum dibuang. Tindakan sederhana ini dinilai dapat mengurangi risiko cedera atau penyakit akibat tertusuk benda tajam yang tidak tampak secara kasat mata di antara tumpukan sampah.

“Dengan cara seperti itu, tusuk sate yang semula berpotensi membahayakan bisa menjadi lebih aman,” ujarnya.

Masih kata dia, kawasan wisata pantai yang menjadi salah satu destinasi favorit di Kabupaten Pesbar juga menjadi perhatian khusus DLH. Tidak sedikit wisatawan yang membeli makanan seperti sate atau jajanan lainnya yang menggunakan tusuk sate di kawasan pantai, lalu membuang limbahnya begitu saja di area umum dikawasan wisata tersebut.

“Banyak pengunjung wisata yang menikmati kuliner sambil bersantai di area pantai, namun sayangnya, masih ada yang membuang limbah tusuk sate secara sembarangan. Ini sangat membahayakan, apalagi banyak anak-anak bermain di area tersebut tanpa alas kaki,” jelasnya.

Maka dari itu, DLH mengingatkan agar masyarakat, khususnya para wisatawan, maupun pihak terkait lainnya untuk ikut serta menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan. Kesadaran bersama sangat dibutuhkan untuk menjadikan tempat wisata tidak hanya indah dipandang, tetapi juga aman bagi semua kalangan. Selain itu, DLH Pesbar bukan hanya fokus pada limbah tusuk sate tersebut, namun juga masih terus melaksanakan kampanye pengelolaan sampah ramah lingkungan.

“Kampanye ini merupakan tindak lanjut dari amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, serta Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor 02 Tahun 2024 tentang Gerakan Gaya Hidup Sadar Sampah,” katanya.

Menurut Erido, kampanye ini tidak hanya sebatas slogan, melainkan mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah sejak dari rumah tangga. Beberapa langkah konkret yang ditekankan dalam gerakan ini adalah menghindari penggunaan produk sekali pakai, seperti sedotan plastik, kantong belanja plastik, serta wadah makanan berbahan dasar styrofoam. DLH menganjurkan masyarakat untuk beralih menggunakan produk ramah lingkungan yang dapat diisi ulang atau digunakan berulang kali (refillable).

“Pengurangan sampah dari sumbernya menjadi kunci utama. Kalau dari rumah kita sudah bisa memilah sampah organik dan anorganik, serta menghindari barang sekali pakai, maka beban pengelolaan sampah di tingkat kabupaten pun akan jauh berkurang,” pungkasnya.(yayan/*) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan