Ekspor Perdana CPO Aceh, Negara Kantongi Rp14 Miliar

Ekspor 6 Ribu Ton CPO ke India -Foto. Bea Cukai-

Radarlambar.bacakoran.co.id – Kegiatan ekspor komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dari Aceh kembali menunjukkan pergerakan positif. PT Agro Murni berhasil mengirimkan sebanyak 6.499.905 kilogram atau setara 6 ribu ton CPO ke India. Proses pengapalan dilakukan dari Pelabuhan Krueng Geukueh, Kabupaten Aceh Utara, menggunakan kapal MT HAI XIANG 19 VOY. 2506 dengan tujuan akhir Pelabuhan Kakinada, India.

PT Agro Murni menjalankan kegiatan ekspor ini melalui pemanfaatan fasilitas Pusat Logistik Berikat (PLB) yang dikelola oleh PT Aceh Makmur Bersama. Perusahaan tersebut berlokasi di kawasan Tambo Baroh, Kecamatan Dewantara, dan telah berstatus sebagai Pengusaha di Dalam Pusat Logistik Berikat (PDPLB) sejak memperoleh izin dari Bea Cukai pada akhir September 2024.

Pemanfaatan fasilitas PLB dinilai sebagai langkah strategis dalam mendorong efisiensi distribusi logistik dan mempercepat proses ekspor. Selain memperkuat daya saing produk dalam negeri di pasar global, keberhasilan ekspor perdana ini turut mencerminkan peran penting Aceh dalam mendukung sektor industri sawit nasional.

Secara finansial, ekspor ini menyumbangkan penerimaan negara yang signifikan. Dari transaksi tersebut, negara diperkirakan memperoleh sekitar Rp14,55 miliar melalui bea keluar dan pungutan ekspor lainnya. Jumlah ini menjadi salah satu bukti kontribusi sektor perdagangan terhadap kas negara.

Lebih lanjut, kehadiran PDPLB seperti yang dimanfaatkan PT Agro Murni memberikan dampak lanjutan bagi ekonomi daerah. Selain menciptakan lapangan kerja, aktivitas ekspor ini juga memperkuat rantai distribusi CPO dari wilayah Aceh dan Sumatera Utara, serta mengoptimalkan penggunaan pelabuhan ekspor di kawasan utara Aceh.

Bea Cukai Lhokseumawe terlibat langsung dalam pengawasan proses ekspor tersebut. Keterlibatan ini merupakan bagian dari tanggung jawab instansi tersebut dalam memastikan kelancaran ekspor sekaligus menjaga akuntabilitas penerimaan negara.

Diharapkan, keberhasilan ekspor ini bisa menjadi contoh bagi pelaku usaha lainnya untuk memanfaatkan berbagai fasilitas kepabeanan seperti Tempat Penimbunan Berikat (TPB), kawasan berikat, maupun gudang berikat. Dengan demikian, struktur ekspor nasional dapat semakin kuat dan efisien, serta berdaya saing di tingkat global.(*/rinto)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan