Jaga Mutu, Kunci Petani Bertahan Saat Harga Kopi Terpuruk

Pemkab Lambar mengimbau agar para petani kopi tetap menjaga bahkan meningkatkan mutu dan kualitas kopi yang dihasilkan agar mendapat harga yang maksimal. -Foto Dok---

Radarlambar.bacakoran.co – Di tengah terus merosotnya harga kopi yang mulai dikeluhkan para petani kopi di Kabupaten Lampung Barat, Pemerintah Kabupaten setempat mengimbau agar para petani tetap menjaga bahkan meningkatkan mutu dan kualitas kopi yang mereka hasilkan. Imbauan ini disampaikan melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak), sebagai respons atas fluktuasi pasar yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Kepala Disbunnak Lampung Barat, Yudha Setiawan, menjelaskan bahwa meskipun harga pasar kopi sedang berada di titik rendah, petani tetap bisa mendapatkan nilai jual terbaik apabila kualitas dan mutu kopi yang diproduksi berada pada level yang tinggi.

“Kami memahami keresahan petani saat ini karena harga kopi yang cenderung turun. Tapi yang perlu diingat, kopi itu dibagi dalam beberapa grade (tingkatan mutu), dan masing-masing grade memiliki harga tersendiri. Jadi, semakin tinggi kualitas kopi yang dihasilkan, maka potensi mendapatkan harga maksimal juga semakin besar,” kata Yudha.

Ia menambahkan, banyak petani yang belum memisahkan secara cermat antara biji kopi yang berkualitas tinggi dengan yang kurang layak jual, sehingga harga jual rata-rata menjadi rendah dan tidak mencerminkan potensi sebenarnya. Menurut Yudha, edukasi mengenai pascapanen menjadi salah satu kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi petani.

“Masalah kita bukan hanya soal harga di pasar dunia, tetapi juga bagaimana kita sebagai produsen menjaga standar mutu. Mulai dari pemetikan buah yang matang sempurna, proses fermentasi, pengeringan, hingga penyimpanan. Semua itu menentukan kualitas akhir,” ujarnya.

Disbunnak sendiri, lanjut Yudha, telah mendorong kelompok tani kopi di setiap kecamatan untuk terus membiasakan pengelompokan kopi berdasarkan grade. Dalam jangka menengah, pemerintah daerah juga akan bekerja sama dengan eksportir dan koperasi agar ada mekanisme pembelian kopi yang adil berdasarkan mutu, bukan volume semata.

“Petani harus punya kesadaran bahwa kualitas menentukan masa depan. Kami juga sedang menjajaki pelatihan mutu kopi lanjutan dan memperkuat peran penyuluh agar pengetahuan ini benar-benar sampai ke lapangan,” tambahnya.

Selain itu, Yudha mengingatkan bahwa kualitas kopi Lampung Barat selama ini sudah dikenal di pasar nasional dan internasional, terutama jenis robusta. Namun, keunggulan ini harus dijaga dengan keseriusan dan konsistensi di tingkat produksi dan pascapanen.

Ia mengimbau agar petani tidak hanya bergantung pada harga saat panen raya, tetapi mulai menyiapkan sistem penyimpanan dan penjualan bertahap agar tidak menjual dalam kondisi pasar jenuh. Pemerintah daerah juga terbuka terhadap kemitraan dagang berbasis kualitas yang bisa menjamin harga lebih baik secara berkelanjutan.

“Jangan sampai kita hanya pasrah pada kondisi pasar. Yang bisa kita kendalikan adalah kualitas. Kalau itu dijaga, maka peluang tetap terbuka, bahkan saat harga sedang tidak bersahabat,” tutup Yudha.

Diketahui sebelumnya, harga kopi robusta di Kabupaten Lampung Barat mengalami penurunan drastis dalam beberapa hari terakhir. Dari yang sebelumnya berada di kisaran Rp59.000 hingga Rp60.000 per kilogram, kini harga di tingkat petani hanya mencapai Rp48.000 hingga Rp50.000 per kilogram.

Kondisi ini memicu keluhan dari para petani, khususnya di Kecamatan Batu Brak dan beberapa kecamatan sentra kopi lainnya. Penurunan harga ini terjadi bertepatan dengan masa panen raya, sehingga membuat petani merasa terbebani.

“Sebelum-sebelumnya masih di harga Rp59 sampai Rp60 ribu per kilo, tapi sekarang turun sampai Rp48 ribu. Turunnya cepat sekali. Padahal kami baru mulai panen,” ujar Andri, petani kopi asal Kecamatan Batu Brak.

Ia mengaku terkejut dengan anjloknya harga yang begitu mendadak dan mengkhawatirkan. Apalagi, kata dia, biaya pupuk, tenaga kerja, dan perawatan kebun kopi dalam beberapa bulan terakhir justru meningkat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan