Genangan Air di Way Tenong Tak Kunjung Terselesaikan

Genangan air tutip badan jalan nasional di Kekurahan Pajarbulan Kecamatan Waytenong akibat tifak mksimalnya Dranase. Foto dok --

WAYTENONG – Ruas jalan nasional di Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat, tepatnya di depan Hotel Chandra, Kelurahan Pajarbulan, kembali menjadi sorotan warga. 

Pasalnya, setiap kali hujan deras turun, lokasi tersebut berubah menjadi kolam dadakan yang mengganggu aktivitas lalu lintas serta merugikan pemilik usaha di sekitarnya.

Genangan air yang muncul nyaris setiap hujan deras melanda ini bukan persoalan baru. Warga mengaku sudah sejak dua tahun lalu mendengar janji akan adanya pembangunan drainase di lokasi tersebut. Namun, hingga kini pembangunan itu tak kunjung direalisasikan, meski lokasi berada di ruas jalan nasional yang seharusnya mendapat perhatian khusus.

Saipul, salah satu pengendara yang kerap melintasi jalan tersebut, mengaku heran dan menyayangkan lambannya penanganan dari pemerintah. Ia menilai ada kesan pembiaran terhadap persoalan yang sudah lama dikeluhkan masyarakat dan pengguna jalan.

“Aneh rasanya, masa jalan nasional seperti ini tidak segera ditangani. Genangan air itu jelas menghambat lalu lintas. Kadang motor mogok, mobil harus melambat. Ini jelas membahayakan dan merugikan,” keluhnya saat ditemui, Kamis (17/10).

Keluhan serupa disampaikan Damanuri, warga sekitar yang tinggal tak jauh dari titik genangan. Ia mengungkapkan bahwa sekitar dua tahun lalu, masyarakat sempat diinformasikan bahwa pemerintah, melalui pihak ketiga yang bertanggung jawab atas pemeliharaan jalan nasional, akan membangun drainase guna mengatasi masalah tersebut.

 “Sudah pernah dijanjikan drainase akan dibangun. Tapi sampai sekarang tidak ada kabarnya lagi. Padahal dampaknya besar. Kalau hujan lebat, air menggenang sampai menutupi hampir seluruh badan jalan,” ujarnya.

Menurut Damanuri, tidak hanya pengguna jalan yang terdampak, namun juga para pemilik ruko di sisi kanan dan kiri jalan. Usaha mereka kerap terganggu karena air masuk ke halaman bahkan ke dalam toko, membuat pelanggan enggan datang dan merugikan secara ekonomi.

Situasi ini menurutnya tidak bisa terus dibiarkan. Terlebih, lokasi tersebut merupakan salah satu jalur utama penghubung antarwilayah di Lampung Barat, yang dilewati berbagai jenis kendaraan setiap harinya.

Atas kondisi ini, baik Saipul maupun Damanuri sama-sama berharap pemerintah pusat maupun daerah segera mengambil langkah konkret. Mereka meminta pembangunan drainase yang telah dijanjikan benar-benar direalisasikan dalam waktu dekat.

 “Kami tidak ingin janji tinggal janji. Harus ada aksi nyata. Jangan tunggu sampai terjadi kecelakaan baru bertindak,” tutup Saipul. (rinto/nopri)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan