Terlilit Utang Rp162 Triliun, Perusahaan Del Monte Bangkrut

Del Monte Foods resmi mengajukan kebangkrutan dan tengah mencari pembeli untuk seluruh asetnya. Pengumuman itu disampaikan pada Selasa (27) waktu setempat. REUTERS-Foto Dok---
Radarlambar.bacakoran.co - Setelah lebih dari satu abad berdiri, Del Monte Foods resmi mengajukan perlindungan kebangkrutan di bawah Chapter 11 ke pengadilan Amerika Serikat. Perusahaan makanan ikonik asal San Francisco ini juga tengah mencari investor baru untuk mengambil alih seluruh asetnya sebagai bagian dari strategi restrukturisasi bisnis.
Langkah ini diambil setelah manajemen menyimpulkan bahwa penjualan perusahaan secara menyeluruh di bawah pengawasan pengadilan menjadi opsi terbaik untuk mempercepat pemulihan bisnis. Del Monte menghadapi tekanan berat dari berbagai sisi, termasuk kondisi ekonomi global yang melemah, perubahan pola konsumsi rumah tangga, serta meningkatnya preferensi pasar terhadap produk makanan sehat dan bebas pengawet.
Perusahaan yang dikenal luas dengan produk buah dan sayur kaleng ini mencatat estimasi utang yang cukup besar, berkisar antara USD 1 miliar hingga USD 10 miliar, atau sekitar Rp16 triliun hingga Rp162 triliun. Untuk memastikan kegiatan operasional tetap berjalan, terutama menjelang masa produksi puncak di musim pengalengan, Del Monte telah memperoleh pendanaan sementara sebesar USD 912,5 juta atau hampir Rp15 triliun.
Del Monte merupakan salah satu merek legendaris di industri makanan Amerika. Perusahaan ini berdiri pada 1886 dan pada awal abad ke-20 sempat memiliki pabrik pengalengan terbesar di dunia. Beberapa produknya seperti kaldu College Inn, tomat kaleng Contadina, dan buah kaleng Del Monte sendiri telah menjadi bagian dari dapur banyak rumah tangga selama puluhan tahun.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan mengalami penurunan tajam dalam permintaan. Salah satu penyebab utamanya adalah meningkatnya kecenderungan konsumen memilih produk private label dari ritel besar yang menawarkan harga lebih murah. Selain itu, pergeseran minat ke makanan segar dan organik telah memukul permintaan produk makanan olahan.
Del Monte juga terjebak dalam tekanan logistik dan pembengkakan biaya penyimpanan akibat penumpukan stok barang. Upaya penjualan yang agresif melalui promosi dan diskon besar-besaran ternyata belum mampu mengatasi tekanan kas yang kian berat.
Pakar industri mencatat bahwa tren ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi industri makanan kemasan secara umum, terutama yang bergantung pada produk olahan dengan masa simpan panjang. Selain tekanan ekonomi, kesadaran konsumen terhadap gizi dan kesehatan turut mendorong perubahan besar dalam struktur pasar.
Kendati dalam proses kebangkrutan, perusahaan berharap penataan ulang struktur keuangan dan kehadiran pemilik baru akan membuka peluang untuk kembali tumbuh dan berkompetisi di industri makanan global.(*/edi)