Monev BLUD Puskesmas, Pesbar Matangkan Persiapan Menuju Layanan Lebih Fleksibel

DINAS Kesehatan Pesisir Barat menggelar Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan BLUD Puskesmas di Hotel Horison Bandar Lampung. Foto Dok--

Radarlambar.Bacakoran.co - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), menggelar kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pelaksanaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas, sebagai upaya Pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, di Hotel Horison, Bandar Lampung, Kamis, 10 Juli 2025.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Pesbar, Septono, S.K.M., M.M., mengatakan, pelaksanaan monev itu menjadi langkah strategis dan konkret untuk mempersiapkan penerapan BLUD Puskesmas yang direncanakan akan mulai berjalan pada 2026 mendatang. Sebelumnya, rencana tersebut sempat terkendala berbagai faktor teknis dan administratif, sehingga belum bisa diterapkan sesuai target awal.

“Kegiatan monev ini penting sebagai tindak lanjut rencana penerapan BLUD. Harapannya, semua pihak yang terlibat, mulai dari seluruh kepala Puskesmas, perwakilan Puskesmas, hingga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dilingkungan Pemkab setempat, dapat memahami dan mempersiapkan diri secara maksimal,” kata Septono.

Menurutnya, penerapan BLUD Puskesmas ini tentunya akan membawa dampak positif yang signifikan, salah satunya yakni memberikan fleksibilitas bagi Puskesmas dalam mengelola pendapatan yang mereka hasilkan. Dengan begitu, Puskesmas dapat langsung menggunakan dana tersebut untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan tanpa harus menunggu proses panjang birokrasi anggaran yang sering kali memakan waktu.

“Namun, perlu digarisbawahi bahwa fleksibilitas ini tidak berarti bebas dari pengawasan. Justru harus disertai dengan akuntabilitas dan transparansi yang ketat. Semua penggunaan dana tetap harus dapat dipertanggungjawabkan,” jelasnya.

Dijelaskannya, seperti diketahui sebelumnya bahwa kesiapan penerapan BLUD Puskesmas pada 2026 mendatang akan sangat bergantung pada kesiapan dokumen perencanaan, sistem pelaporan keuangan, serta pemahaman teknis para pengelola Puskesmas. Karena itu, pihaknya meminta seluruh kepala Puskesmas dan tim untuk lebih serius mempersiapkan berbagai dokumen penting, mulai dari tata kelola anggaran hingga sistem pelaporan berbasis BLUD.

“Dalam kegiatan monev ini, kami juga menekankan agar Puskesmas dapat mengoptimalkan persiapan dokumen yang diperlukan. Dengan begitu, ketika penerapan BLUD resmi dijalankan, Puskesmas tidak lagi terkendala hal-hal teknis yang seharusnya sudah bisa dipersiapkan dari sekarang,” jelasnya.

Selain itu, monev juga menjadi kesempatan bagi pihak Puskesmas untuk saling berbagi pengalaman dan berdiskusi mengenai tantangan yang dihadapi selama proses persiapan penerapan BLUD. Melalui forum ini, diharapkan muncul solusi-solusi konkret dan ide-ide inovatif untuk memperkuat kesiapan masing-masing Puskesmas.

Keberhasilan penerapan BLUD Puskesmas nantinya tidak hanya menguntungkan pihak internal Puskesmas saja, tetapi juga akan berdampak langsung pada masyarakat luas. Dengan sistem BLUD, Puskesmas dapat lebih cepat dan fleksibel dalam merespons kebutuhan pasien serta memperbaiki sarana dan prasarana pelayanan.

“Harapan kami, masyarakat akan semakin merasakan peningkatan kualitas layanan kesehatan. Puskesmas pun akan menjadi lebih profesional, mandiri, dan inovatif,” ujarnya.

Masih kata Septono bahwa penerapan BLUD juga memerlukan kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Para pengelola Puskesmas harus memiliki pemahaman menyeluruh terkait pengelolaan keuangan, perencanaan program, hingga sistem pelaporan yang akuntabel dan transparan. Karena itu, peningkatan kapasitas SDM juga menjadi salah satu fokus penting dalam kegiatan monev ini.

“Kita tidak hanya bicara soal dokumen. SDM juga harus benar-benar siap. Karena tanpa SDM yang kompeten, semua sistem tidak akan berjalan efektif,” tandasnya. (yayan/*) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan