Rusia Diduga Rekrut Warga Belarus dan Remaja Ukraina untuk Perang di Ukraina

AS Siap Hubungi Rusia Terkait Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Ukraina. Foto/net--
Radarlambar.bacakoran.co Kementerian Pertahanan Rusia kembali menuai sorotan setelah dituding berupaya merekrut warga Belarus untuk menjadi relawan perang di Ukraina. Upaya ini disebut sebagai strategi Moskow untuk menambah kekuatan pasukan di tengah konflik yang terus berkepanjangan.
Selama beberapa tahun terakhir, Rusia diketahui aktif mencari tentara dari sejumlah negara di Asia Tengah, Asia Selatan, dan Afrika untuk mengatasi kekurangan personel. Bahkan, Moskow telah mengakui keberhasilan merebut kembali Kursk Oblast dari Ukraina dengan dukungan tentara Korea Utara setelah kesepakatan pertahanan antara kedua negara.
Tawaran Menggiurkan untuk Warga Belarus
Program perekrutan ini dikabarkan disebarkan melalui media sosial dan situs lowongan kerja di Belarus, seperti Jobs in Brest dan Jobs in Pinsk. Mereka yang bersedia bergabung dijanjikan uang tunai sebesar 470 ribu rubel atau sekitar Rp97,6 juta sebagai pembayaran awal. Selain itu, imbalan hingga 6 juta rubel (sekitar Rp1,2 miliar) juga ditawarkan, tergantung lokasi penempatan dan komitmen selama satu tahun.
Calon relawan dijanjikan akan mendapatkan status kewarganegaraan Rusia. Mereka disebut tidak akan ditempatkan di garis depan, melainkan di posisi yang lebih aman di belakang. Syarat untuk bergabung cukup ringan, hanya membutuhkan kondisi kesehatan yang baik tanpa harus memiliki pengalaman militer.
Remaja Ukraina Jadi Target Rekrutmen Intelijen
Di sisi lain, Rusia juga dituduh merayu remaja Ukraina untuk menjadi mata-mata dan pelaku sabotase. Strategi ini diklaim menyasar anak-anak yatim piatu dan remaja yang terlantar akibat perang.
Salah satu kasus yang sempat terungkap melibatkan seorang remaja berusia 19 tahun yang direkrut untuk melakukan vandalisme di kantor polisi dengan imbalan 1.000 dolar AS (sekitar Rp16,2 juta). Namun, petugas berhasil menggagalkan aksinya setelah menemukan bom yang ditanam di dalam tasnya.
Kerja Sama Rusia-Belarus dalam Teknologi AI
Selain isu perekrutan, Rusia dan Belarus juga mengumumkan rencana pengembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) berbasis nilai tradisional yang dianut kedua negara. Proyek ini bertujuan menciptakan AI dengan sudut pandang yang dianggap lebih sesuai dengan masyarakat Rusia dan Belarus.
Inisiatif tersebut dilatarbelakangi kekhawatiran bahwa teknologi AI global saat ini kerap menampilkan bias politik tertentu. Rusia mengklaim bahwa beberapa platform AI dunia justru mengagungkan pandangan ekstremis sayap kanan. (*)