Proyek Musik Baskara Putra Ditolak Tampil di Festival Ruang Bermusik 2025 Tasikmalaya

Proyek Musik Baskara Putra Ditolak Tampil di Festival Ruang Bermusik 2025 Tasikmalaya. Foto/net--
Radarlambar.bacakoran.co - Penampilan Baskara Putra bersama proyek musiknya—baik .Feast, Hindia, maupun Lomba Sihir—dalam festival Ruang Bermusik 2025 di Tasikmalaya menuai penolakan dari sejumlah organisasi masyarakat (ormas). Festival yang dijadwalkan berlangsung pada 19-20 Juli 2025 di Lanud Wiriadinata Kota Tasikmalaya itu kini disorot publik setelah protes keras dari kelompok-kelompok tersebut.
Ormas-ormas di Tasikmalaya mendatangi kantor Polres setempat untuk menyampaikan keberatan mereka terhadap kehadiran Baskara Putra di festival itu. Mereka menuding karya dan penampilan musisi tersebut mengandung simbol-simbol dan pemahaman satanis. Penolakan ini bahkan disampaikan langsung kepada pihak penyelenggara acara (EO) dengan didampingi pihak kepolisian.
Penyelenggara sempat mencoba meredam protes dengan menawarkan pengurangan durasi penampilan Hindia menjadi 45 menit. Namun, tawaran tersebut ditolak oleh pihak ormas, yang juga mengungkapkan kekhawatiran terkait potensi keributan dan penggunaan alkohol selama acara.
Isu penolakan ini kemudian menjadi perbincangan luas di media sosial. Musisi K-Pop eaJ (Jae Park), yang merupakan kawan dekat Baskara, turut memberi dukungan. Ia menekankan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar, mengingat Baskara adalah seorang Katolik. Kedua musisi itu sebelumnya berkolaborasi dalam lagu “Right Where You Left Me” yang dirilis tahun lalu.
Kontroversi serupa pernah terjadi dua tahun lalu, ketika potongan video konser Hindia beredar di media sosial dengan tuduhan penyebaran simbol-simbol satanic dan illuminati. Kala itu, Baskara menanggapi dengan santai tudingan tersebut di media sosial.
Hingga kini, Baskara Putra belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait penolakan di Tasikmalaya. Sementara itu, akun Instagram Lomba Sihir masih menampilkan jadwal penampilan mereka di festival tersebut pada 20 Juli 2025.
Penolakan ini bukan yang pertama bagi Baskara Putra dan proyek musiknya. Sebelumnya, mereka juga dilarang tampil di Aceh dengan alasan serupa, yakni dianggap tidak sejalan dengan nilai-nilai syariat Islam dan mengandung unsur satanis. (*)