Investigasi Ungkap Militer Israel Gunakan Drone Komersial China untuk Serang Warga Sipil di Gaza

Investigasi Ungkap Militer Israel Gunakan Drone Komersial China untuk Serang Warga Sipil di Gaza. Foto/net--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO -Laporan investigasi yang dilakukan oleh media Israel, 972 Magazine dan Local Call, mengungkap praktik mengejutkan militer Israel di Jalur Gaza. Militer disebut menggunakan drone komersial buatan China untuk melancarkan serangan terhadap warga sipil Palestina, termasuk anak-anak, dengan tujuan memaksa mereka meninggalkan rumah atau mencegah mereka kembali ke wilayah yang telah mereka tinggalkan.

Temuan yang dipublikasikan pada Minggu (13/7) lalu itu mengungkapkan penggunaan drone Evo buatan Autel, sebuah perusahaan asal China. Drone dengan harga sekitar USD 3 ribu (setara Rp48,8 juta) ini sejatinya dirancang untuk keperluan fotografi komersial. Namun, militer Israel memodifikasi perangkat tersebut dengan alat tambahan yang disebut “bola besi” untuk memungkinkan pemasangan dan penjatuhan granat tangan.

Dalam laporan itu, tujuh prajurit dan pejabat militer Israel memberikan kesaksian tentang operasi di lapangan. Mereka mengonfirmasi bahwa serangan dilakukan secara manual oleh tentara di lokasi. Unit-unit militer bahkan secara aktif menggalang dana di Israel dan Amerika Serikat untuk membeli lebih banyak drone komersial, serta mengunggah video ucapan terima kasih kepada para donatur.

Sengaja Menargetkan Anak-Anak dan Warga Sipil

Investigasi ini juga mengungkap praktik penyerangan terhadap anak-anak di zona evakuasi Rafah. Seorang prajurit yang bertugas di wilayah itu menggambarkan bagaimana warga sipil yang berusaha kembali ke rumah mereka dianggap sebagai ancaman, meski tidak bersenjata atau menunjukkan tanda-tanda perlawanan. Dalam banyak kasus, jenazah warga yang tewas dibiarkan begitu saja hingga dimangsa anjing liar, sementara para tentara hanya memantau dari jarak jauh melalui layar drone.

Kesaksian lain menyebutkan bahwa anak-anak yang memasuki zona terlarang dijadikan target tanpa adanya tembakan peringatan. Drone digunakan bukan hanya untuk membunuh, tetapi juga sebagai alat teror untuk mengosongkan wilayah-wilayah Palestina, agar penduduknya tidak kembali.

Efisiensi dan Desentralisasi Penggunaan

Selain murah, drone komersial dianggap menguntungkan karena mudah dioperasikan dan tidak memerlukan izin dari komando pusat. Hanya dengan satu pleton, operasi penyerangan dapat dilakukan secara independen. Hal ini memungkinkan penggunaan drone bersenjata menjadi lebih terdesentralisasi dan sulit diawasi secara hierarkis.

Dampak Kemanusiaan yang Besar

Sejak dimulainya perang pada Oktober 2023, serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 58.026 warga Palestina dan melukai lebih dari 138.500 orang. Di sisi lain, serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan sekitar 1.139 orang di Israel.

Investigasi ini menyoroti dimensi baru dalam konflik Gaza, di mana teknologi murah namun mematikan digunakan untuk memperluas jangkauan kekerasan terhadap warga sipil, sekaligus membuka pertanyaan besar tentang etika dan legalitas metode perang modern yang semakin tidak terkendali. (*)




Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan