KKN UGM Kenalkan Olahan Ikan Nila

Mahasiswa KKN UGM program inovatif untuk pencegahan stunting serta mendorong kewirausahan bagi kaum ibu-ibu di Pekon Lombok, Kecamatan Lumbok Seminung, Lampung Barat dengan memperkenalkan nugget ikan nila. Foto Dok--

LUMBOKSEMINUNG — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Gadjah Mada (KKN UGM) menggagas langkah inovatif dalam upaya pencegahan stunting di Pekon Lombok, Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat. Lewat program bertajuk Fishbite, mereka memperkenalkan olahan nugget ikan nila sebagai solusi gizi sekaligus peluang usaha berbasis potensi lokal.

Kegiatan yang digelar pada Selasa (15/7/2025) ini melibatkan warga setempat, khususnya ibu rumah tangga dan kader posyandu. Sosialisasi dan demonstrasi pengolahan nugget ikan nila berlangsung di tengah semangat mengoptimalkan hasil perikanan dari Danau Ranau, yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal.

“Nugget ini dibuat tanpa bahan pengawet dan MSG, ditambah campuran sayuran seperti seledri untuk memperkaya serat dan vitamin. Produk ini bisa menjadi pilihan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang bergizi, praktis, dan disukai anak-anak,” ujar Aufa, koordinator program dari tim KKN UGM.

Tidak hanya menyosialisasikan pentingnya gizi dalam pencegahan stunting, tim KKN juga menggelar praktik langsung pembuatan nugget mulai dari pemilihan bahan, pengolahan daging ikan, pencampuran adonan, hingga teknik pengemasan dan penyimpanan. Peserta diberi resep serta dilibatkan dalam setiap proses, menjadikan pelatihan ini bersifat partisipatif dan mudah diaplikasikan di rumah.

“Inovasi ini sangat membantu. Cara buatnya ternyata sederhana, rasanya enak, dan pasti disukai anak-anak. Bisa juga dijual untuk menambah penghasilan,” ujar Atik, salah satu peserta yang antusias mencoba resep tersebut.

Melalui pendekatan pengolahan, hasil perikanan yang sebelumnya hanya dijual dalam bentuk mentah kini memiliki nilai tambah. Selain lebih awet, produk seperti nugget juga berpotensi menekan limbah ikan yang kerap terjadi akibat overproduksi atau keterbatasan distribusi.

Menariknya, kegiatan ini juga dirangkai dengan workshop kewirausahaan yang mengulas cara membangun usaha rumahan dari makanan olahan. Materi yang disampaikan meliputi strategi penetapan harga, teknik pemasaran digital melalui media sosial, hingga simulasi keuntungan bisnis mikro berbasis pangan lokal.

“Dengan potensi ikan sebesar ini, masyarakat punya peluang besar untuk berwirausaha. Nugget ikan adalah produk sederhana tapi punya pasar luas, khususnya bila dikemas secara menarik dan dijual secara daring,” jelas Naren, fasilitator workshop.

Sementara, salah satu aparat Pekon Lombok, Rahmadi, menyambut baik inisiatif mahasiswa UGM ini. Ia menilai kegiatan ini bukan sekadar penyuluhan biasa, melainkan langkah strategis untuk membangun kesadaran gizi sekaligus menumbuhkan ekonomi keluarga.

“Kegiatan seperti ini patut diapresiasi dan berkelanjutan. Masyarakat butuh ide segar dan ilmu praktis seperti ini. Kami berharap ke depan ada pendampingan agar produk ini bisa benar-benar berkembang dan menjadi identitas kuliner lokal,” ujarnya.

Program ini membuktikan bahwa edukasi gizi dan pelatihan kewirausahaan bisa berjalan beriringan. Dari dapur sederhana warga Lumbok Seminung, lahir produk bernilai tinggi yang bisa menjadi solusi stunting sekaligus sumber penghasilan.(edi) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan