Lambar Kesulitan Cari Lahan 7 Hektare untuk Sekolah Rakyat

Ilustrasi Sekolah Rakyat-----
BALIKBUKIT - Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus, menyampaikan kekhawatirannya bahwa daerahnya bisa kehilangan kesempatan mendapatkan program Sekolah Rakyat (SR) dari pemerintah pusat. Hal itu diungkapkannya pada saat Rapat Koordinasi Pengendalian Operasional Pembangunan (Rakor POP) Triwulan II Tahun 2025 yang digelar di Aula Kagungan Setdakab, Rabu (16/7/2025).
Parosil mengatakan, Pemkab Lampung Barat hingga kini masih kesulitan mencari lahan seluas 7 hektare yang menjadi salah satu syarat utama dari pemerintah pusat untuk pembangunan Sekolah Rakyat.
"Sempat ada lahan 5 hektare yang diajukan, tapi tidak memenuhi syarat. Jadi kita masih kewalahan mencari lahan yang sesuai. Jangan sampai Lampung Barat tidak kebagian program ini," tegas Parosil.
Menurutnya, kriteria lahan yang ditetapkan pemerintah pusat berlaku seragam untuk seluruh daerah, yaitu minimal 7 hektar dan berada di lokasi yang strategis untuk mendukung proses pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
“Kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah pusat seragam yaitu lahan 7 hektare, sementara di Lampung Barat penduduknya sedikit dan lahannya sebagian besar berada dalam kawasan hutan. Ini yang bikin kita kesulitan memenuhi syarat dari pusat," jelasnya.
Karena itu, ia mengajak masyarakat yang memiliki lahan pribadi dan sesuai kriteria untuk mengajukan sebagai lokasi pembangunan Sekolah Rakyat. “Bagi warga yang memiliki lahan 7 hektare dan bersedia mendukung program ini, silakan ajukan. Ini peluang besar untuk masa depan pendidikan di Lampung Barat,” ajak Parosil.
Sekolah Rakyat merupakan program pendidikan terintegrasi dari pemerintah pusat yang tidak hanya fokus pada kegiatan belajar-mengajar, tetapi juga pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat sekitar. Kehadiran program ini dinilai sangat cocok bagi daerah dengan karakteristik desa atau pedalaman.
Parosil berharap Lampung Barat mendapatkan program sekolah rakyat dari pemerintah pusat. “Programnya sudah bagus, tinggal kita yang harus serius mempersiapkan syaratnya. Ini bukan hanya tentang sekolah, tapi tentang masa depan generasi kita,” pungkasnya. (lusiana)