Puskesmas Airhitam Ubah Wajah Layanan Persalinan

Kepala UPT Puskesmas Airhitam Yepi Sugrias Ruhyani. --

AIRHITAM — Bagi sebagian ibu hamil, proses melahirkan kerap menjadi momen menegangkan. Tapi itu tidak berlaku bagi warga yang berada dalam wilayah kerja UPT Puskesmas Airhitam, Kabupaten Lampung Barat. Di tempat ini, melahirkan bukan lagi sekadar urusan medis, tapi juga pengalaman penuh empati dan kehangatan.

Di bawah kepemimpinan Kepala Puskesmas Yepi Sugrias Ruhyani, S.K.M., M.M., wajah layanan kesehatan terus dibenahi. Tak hanya fokus pada aspek teknis, Yepi mendorong seluruh tenaga kesehatan (nakes) di bawah komandonya untuk mengedepankan pendekatan humanis.

Targetnya jelas: menjadikan setiap proses persalinan sebagai pengalaman yang nyaman, menyentuh, dan jauh dari kesan menakutkan.

“Satu rasa dalam pelayanan, itu filosofi kami. Di balik stetoskop dan tensimeter, ada hati yang harus ikut bekerja,” ujar Yepi 

Salah satu inovasi yang tengah dikembangkan di ruang bersalin (VK) adalah penerapan asuhan kebidanan komplementer. Pendekatan ini bukan hanya soal keahlian medis, tapi juga menyentuh sisi emosional pasien.

Para bidan kini dibekali teknik pelvic rocking menggunakan gymball, serta metode rebozo—teknik tradisional asal Meksiko menggunakan kain panjang untuk mengurangi ketegangan otot ibu hamil.

Bukan sekadar gaya-gayaan. Metode ini sudah terbukti secara ilmiah mampu mempercepat proses persalinan dan mengurangi rasa nyeri tanpa intervensi medis invasif.

“Banyak ibu datang dengan cemas, bahkan trauma dari pengalaman sebelumnya. Tugas kami bukan hanya menolong kelahiran, tapi juga menenangkan hati mereka,” ungkap salah satu bidan yang mengikuti sesi refreshing itu.

Tak berhenti di ruang bersalin, pendekatan humanis juga menyentuh proses sebelum dan sesudah kelahiran. Kelas ibu hamil digelar secara rutin, membekali calon ibu dengan pemahaman tentang kehamilan sehat, teknik pernapasan, hingga cara mengenali tanda bahaya.

Para bidan desa pun dilibatkan secara aktif. Mereka turun langsung ke lapangan, melakukan kunjungan rumah, mendampingi ibu hamil hingga menjelang persalinan, bahkan membantu proses pemulihan pascamelahirkan. Sistem berjenjang ini memastikan setiap ibu mendapat perhatian menyeluruh, tanpa harus menunggu datang ke fasilitas kesehatan.

Pendekatan yang diterapkan Puskesmas Airhitam bukan hanya menyentuh sisi kemanusiaan, tapi juga berdampak nyata secara medis. Tingkat kecemasan pasien menurun, kenyamanan meningkat, dan angka komplikasi saat persalinan pun berangsur menurun.

“Ini bukan revolusi besar. Tapi langkah kecil yang konsisten, dan itu yang mengubah segalanya,” jelas Yepi.

Apa yang dilakukan Puskesmas Airhitam sejatinya menyentil cara pandang. Bahwa rumah sakit atau puskesmas bukan hanya tempat orang sakit datang, tapi juga ruang yang bisa menghadirkan rasa nyaman, kepercayaan, dan pemulihan secara utuh—fisik dan emosional.

Dengan semangat kebersamaan, kolaborasi tim, dan keberanian untuk terus berinovasi, Puskesmas Air Hitam telah menjelma menjadi teladan. Dari balik tirai ruang bersalin, mereka sedang menuliskan kisah tentang bagaimana cinta dan empati bisa menjadi bagian dari pelayanan medis yang sejati. (rinto/nopri)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan