PPM Peserta KB Aktif Mencapai 78,44 Persen

Plt. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Budi Kurniawan. - Foto Lusiana--

BALIKBUKIT - Program Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Lampung Barat menunjukkan progres positif. Hingga triwulan II tahun 2025, capaian Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) peserta KB aktif telah menyentuh angka 78,44 persen dari total target tahunan.

Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lampung Barat mencatat, dari target 37.645 peserta, hingga triwulan II atau Juni 2025 telah terealisasi sebanyak 37.440 aseptor atau peserta KB aktif yang telah menggunakan alat kontrasepsi.

Hal ini disampaikan oleh Plt Kepala DP2KBP3A Lampung Barat, Budi Kurniawan, S.I.P., M.M., saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (30/7/2025).

“Realisasi capaian peserta KB aktif sudah sangat signifikan. Ini menandakan bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengendalian jumlah penduduk semakin meningkat,” jelas Budi.

Budi memaparkan, berbagai jenis alat kontrasepsi digunakan oleh peserta KB aktif. Berikut data rinciannya per jenis metode IUD (alat dalam rahim) terealisasi 428 aseptor dari target 561 (76,29%), MOW (Metode Operasi Wanita) 198 aseptor dari target 469 (42,19%), MOP (Metode Operasi Pria) 12 aseptor dari target 198 (6,06%), Kondom

928 aseptor dari target 1.124 (82,55%), Implan 8.050 aseptor dari target 9.440 (85,28%), Suntik 22.257 aseptor dari target 19.962 (111,48%)  melebihi target, serta Pil 5.567 aseptor dari target 6.054 (91,96%)

Budi menyebutkan, dari seluruh jenis kontrasepsi yang tersedia, metode suntik, implan, dan pil masih menjadi pilihan utama masyarakat Lampung Barat. “Kalau melihat dari data capaian, memang yang paling banyak digunakan adalah kontrasepsi suntik, disusul implan dan pil. Ini bisa jadi karena faktor kenyamanan, ketersediaan layanan, dan kemudahan dalam penggunaannya,” ujar Budi.

Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa metode kontrasepsi terbagi menjadi dua jenis, yakni Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) mencakup MOP, MOW, IUD, dan Implan. Sedangkan Non MKJP meliputi pil, suntik, dan kondom.

Meski metode non-MKJP lebih populer, pihaknya tetap mendorong penggunaan metode jangka panjang yang dinilai lebih efektif dan efisien dalam jangka waktu panjang.

“MKJP seperti IUD atau implan sangat dianjurkan karena memberikan perlindungan lebih lama dan minim risiko lupa. Apalagi untuk pasangan usia subur yang sudah memiliki cukup anak,” jelasnya.

Untuk terus mendorong capaian target hingga akhir tahun, DP2KBP3A Lampung Barat intensif melakukan sosialisasi ke masyarakat. Selain itu, pelayanan KB juga terus diberikan secara rutin baik melalui fasilitas kesehatan maupun kegiatan mobile service.

“Kami hadir langsung ke lapangan, ke pekon-pekon. Tujuannya untuk memastikan semua warga mendapatkan akses yang sama terhadap informasi dan layanan KB,” tegas Budi.

Selain berfungsi mengendalikan angka kelahiran, program KB juga menjadi bagian penting dalam perencanaan keluarga yang berkualitas. Hal ini berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan rumah tangga dan efektivitas program pembangunan daerah.

“Keluarga yang terencana akan lebih siap dari sisi ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Ini berkontribusi pada terciptanya SDM unggul di Lampung Barat ke depan,” tandasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan