Zelensky Gelar Konferensi Daring dengan Trump

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. FOTO : nypost--

RADARLAMBARBACAKORAN.CO – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan melakukan konferensi video dengan Presiden AS Donald Trump menjelang pertemuan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska. Upaya ini bertujuan untuk membujuk AS menghormati kepentingan Ukraina dalam konflik yang masih berlangsung.

Zelensky menekankan pentingnya kerja sama antara negara sekutu untuk menekan Rusia agar menghentikan peperangan. Ia menegaskan bahwa Rusia hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda siap mengakhiri perang yang berlangsung sejak 2022.

Pertemuan Trump dan Putin dijadwalkan pada 15 Agustus 2025, dengan fokus membahas penyelesaian konflik Rusia-Ukraina. Zelensky tidak diundang dalam pertemuan tatap muka tersebut, sehingga diplomasi daring menjadi alternatif bagi Ukraina.

Dalam perjalanan menuju Berlin, Zelensky kembali menegaskan bahwa Ukraina tidak akan menyerahkan wilayahnya untuk menghentikan perang. Pernyataan ini menegaskan sikap tegas Ukraina terhadap kemungkinan pertukaran tanah yang sebelumnya disinggung oleh Trump.

Sejak awal konflik, Zelensky aktif melakukan diplomasi global. Ia tercatat telah mengadakan lebih dari 30 pembicaraan dengan para pemimpin dunia dan pejabat tinggi untuk memperkuat posisi Ukraina di arena internasional.

Rusia kembali merebut sejumlah wilayah Ukraina, termasuk kawasan sekitar pusat pertambahan Dobropillia. Meski demikian, delegasi Ukraina menyatakan kondisi perang saat ini tidak akan memengaruhi persiapan konferensi daring dengan pemimpin negara-negara Eropa dan AS.

Pernyataan Trump mengenai kemungkinan pertukaran wilayah direspons keras oleh Zelensky. Pemimpin Ukraina didukung oleh negara-negara Uni Eropa yang menegaskan bahwa jalan menuju perdamaian harus melibatkan Ukraina secara langsung.

Kompak dengan pernyataan bersama, Uni Eropa dan Zelensky menegaskan bahwa proses perdamaian tidak dapat diputuskan tanpa partisipasi Ukraina, memastikan kedaulatan negara tetap menjadi prioritas utama dalam setiap negosiasi. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan