Kasus DBD di Pesbar Masih Tinggi, 71 Kasus Terjadi Hingga Pertengahan Agustus 2025

Ilustrasi Demam Berdarah-----
PESISIR TENGAH – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) mencatat masih terjadi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayahnya. Hingga pertengahan Agustus 2025, terdapat 71 kasus DBD yang tersebar di delapan kecamatan.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Lisma Yunita, S.St., mendampingi Plt. Kadis Kesehatan, Septono, S.K.M., mengatakan, kasus DBD yang ditemukan cukup merata di sejumlah wilayah, dengan hanya tiga kecamatan yang belum terdeteksi adanya kasus, yaitu Pulau Pisang, Way Krui, dan Krui Selatan.
“Kasus DBD paling banyak ditemukan di Kecamatan Pesisir Selatan dengan jumlah 31 kasus. Kemudian di Kecamatan Pesisir Tengah tercatat 14 kasus, Kecamatan Bangkunat 12 kasus, dan Kecamatan Ngaras Enam kasus,Kecamatan Ngambur Dua kasus, Kecamatan Karyapenggawa Empat kasus, serta Kecamatan Lemong dan Pesisir Utara masing-masing Satu kasus,” kata dia.
Dijelaskannya, tingginya intensitas hujan dalam beberapa waktu terakhir menjadi faktor utama yang menyebabkan meningkatnya risiko penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti itu. Genangan air yang banyak muncul akibat hujan lebat menjadi tempat berkembang biak nyamuk tersebut.
“Untuk mencegah meluasnya kasus DBD, kami mengimbau masyarakat untuk aktif melaksanakan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan menerapkan 3M Plus, yaitu menguras, menutup, dan mengubur tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk,” ujarnya.
Selain itu, Dinas Kesehatan Pesbar juga menekankan pentingnya sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan berbagai pihak terkait dalam upaya meminimalisir penyebaran DBD. “Kerja sama yang baik dalam menjaga kebersihan lingkungan sangat penting agar penularan penyakit ini tidak semakin meluas,” tambah Lisma.
Dinkes Pesbar berharap, masyarakat tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga kesehatan lingkungan dengan rutin melakukan PSN dan menerapkan pola hidup bersih serta sehat.
“Semua pihak harus bersama-sama menjaga lingkungan agar tetap bersih, sehingga dapat mengurangi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. Dengan begitu, penyebaran penyakit DBD dapat ditekan dan kesehatan masyarakat tetap terjaga,” pungkasnya. (yogi/*)