Hingga Agustus 2025, Dinkes Pesbar Catat Puluhan Kasus HIV/AIDS

Ilustrasi HIV . Foto Freepik--

PESISIR TENGAH – Hingga pertengahan Agustus 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) mencatat terdapat 32 warga di wilayah itu yang terjangkit penyakit HIV/AIDS. Data itu menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah mengingat pentingnya pengendalian dan pencegahan penyebaran penyakit menular itu agar tidak semakin meluas.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Lisma Yunita, S.St., mendampingi Plt. Kadis Kesehatan Pesbar, Septono, S.K.M., mengtakan, angka itu didapatkan berdasarkan hasil pengobatan dan skrining yang dilakukan hingga tahun 2025.

“Sampai saat ini, kami mencatat 32 kasus HIV/AIDS yang ditemukan di Kabupaten Pesbar, jumlah itu bukan merupakan kasus yang terjadi selama tahun 2025 tapi itu adalah kasus yang terjadi selama beberapa tahun terakhir,” kata dia.

Dijelaskannya, skrining HIV/AIDS biasanya dilakukan secara rutin pada beberapa kelompok masyarakat yang rentan, seperti ibu hamil, penderita Tuberkulosis (TBC), serta warga yang menjalani perawatan di Rumah Tahanan Kelas IIB Krui.

“Melalui skrining ini, kami berusaha mendeteksi secara dini kasus-kasus HIV/AIDS yang ada sehingga penanganan bisa segera dilakukan,” jelasnya.

Meski begitu, Dinas Kesehatan mengakui masih mengalami sejumlah kendala dalam pelaksanaan skrining secara umum kepada masyarakat luas. Hal ini menyebabkan data yang ada belum sepenuhnya mencerminkan kondisi riil jumlah penderita HIV/AIDS.

“Kami masih kesulitan melakukan skrining menyeluruh kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama yang belum sadar akan pentingnya pemeriksaan kesehatan ini,” tambahnya.

Menurutnya, sebagai langkah antisipasi, ketika ditemukan kasus HIV/AIDS, petugas kesehatan langsung memberikan pengobatan antiretroviral untuk menekan perkembangan virus dalam tubuh pasien. “Pengobatan dini sangat penting agar virus tidak berkembang dan dapat memperbaiki kualitas hidup penderita,” ujarnya.

Selain itu, Dinkes Pesbar juga aktif melakukan upaya pencegahan melalui sosialisasi di sekolah-sekolah dan masyarakat umum. Program edukasi ini dilakukan bekerja sama dengan Puskesmas setempat dengan tujuan memberikan pemahaman yang benar kepada siswa dan masyarakat agar menghindari perilaku yang dapat menularkan HIV/AIDS.

“Pencegahan terbaik adalah melalui edukasi, sehingga generasi muda bisa menjauhi kebiasaan berisiko, mulai dari pergaulan bebas, menggunakan narkoba dan potensi penularan lainnya,” pungkasnya. (yogi/*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan