Korban Tewas di Gaza Bertambah, Krisis Kemanusiaan Memburuk

Panglima Militer Israel Peringatkan Bahaya Pendudukan Penuh Gaza. Foto/net--

RADARLAMBARBACAKORAN.CO- Israel mengonfirmasi rencana memulai serangan darat ke Kota Gaza pada Selasa (2/9/2025). Operasi ini dipastikan akan berlangsung lebih intensif dibanding sebelumnya setelah upaya diplomasi untuk mengakhiri perang mengalami kebuntuan. Ribuan tentara cadangan mulai dikerahkan ke garis depan.

Kepala Staf Angkatan Darat Israel menyatakan bahwa operasi akan diperdalam untuk menekan Hamas. Sementara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan negaranya sedang berada pada tahap penentuan untuk mengalahkan kelompok tersebut.

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Qatar mengungkapkan bahwa Hamas sudah menyetujui usulan gencatan senjata, tetapi Israel belum memberikan respons. Negosiasi dengan mediator internasional termasuk Amerika Serikat pun terhenti. Qatar memperingatkan bahwa rencana Israel menduduki Gaza menjadi ancaman bagi semua pihak, termasuk tawanan Israel.

Situasi di Gaza semakin memburuk setelah Israel memperketat pengepungan dan melarang masuknya bantuan kemanusiaan. Sebelumnya, pada Mei 2025, Israel menolak tuntutan Hamas untuk menarik pasukan sepenuhnya dari Jalur Gaza, sementara Hamas menolak gencatan senjata sementara yang diusulkan Amerika Serikat.

Serangan udara Israel dalam dua hari terakhir menelan korban besar. Lebih dari 50 warga Palestina tewas pada Selasa, termasuk para pencari bantuan. Sehari sebelumnya, 105 orang meninggal akibat gempuran di kawasan padat penduduk, termasuk lingkungan al-Sabra. Serangan drone juga menewaskan 21 orang di al-Mawasi, Khan Younis, saat mereka mengantre air.

Serangan lain menghantam rumah keluarga al-Af di Kota Gaza, menewaskan 10 orang yang sebagian besar perempuan dan anak-anak. Dua jurnalis, Rasmi Salem dari al-Manara dan Eman al-Zamli, turut menjadi korban. Dengan demikian, jumlah jurnalis yang meninggal sejak 7 Oktober 2023 telah melampaui 270 orang, menjadikan perang di Gaza sebagai konflik paling mematikan bagi pekerja media.

Krisis kemanusiaan semakin parah, sedikitnya 13 orang meninggal akibat kelaparan dalam satu hari. Pemerintah Palestina meminta dukungan internasional, menyambut baik pengakuan Belgia terhadap negara Palestina, dan mendesak negara lain untuk mengikuti langkah tersebut. Mereka juga menekankan perlunya bantuan keuangan untuk memperkuat ketahanan warganya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan