BTN Salurkan Rp10 Ttriliun Endapan Uang Negara

BTN telah menyalurkan kredit dari dana yang ditempatkan pemerintah sebesar Rp10,5 triliun atau sekitar 42 persen hingga pekan kedua Oktober 2025. Ilustrasi. Foto Arsip BTN Syariah--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) telah menyalurkan kredit sebesar Rp10,5 triliun atau sekitar 42 persen dari total dana penempatan pemerintah sebesar Rp25 triliun hingga pekan kedua Oktober 2025. Perseroan optimistis seluruh dana tersebut akan terserap sepenuhnya pada November mendatang.

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menjelaskan bahwa proses penyerapan masih dalam tahap awal seiring dengan mekanisme penyaluran kredit yang dilakukan secara bertahap. Penyaluran dilakukan sesuai dengan pipeline kredit yang telah disiapkan dan dijadwalkan pencairannya.

“Total pipeline yang tersedia mencapai sekitar Rp27,5 triliun, lebih besar dari dana pemerintah yang ditempatkan sebesar Rp25 triliun. Pipeline ini siap dicairkan sesuai jadwal,” ujar Nixon dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (13/10).

Dari total Rp10,5 triliun yang sudah disalurkan ke berbagai sektor produktif, Nixon menyebutkan baru sekitar Rp4,5 triliun yang telah direimburse. Sisanya, yakni Rp6 triliun, akan ditagihkan dan direalisasikan sepanjang Oktober.

Lambannya penyerapan pada tahap awal, menurut Nixon, disebabkan oleh karakteristik portofolio kredit BTN yang berfokus pada sektor perumahan, terutama Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Proses penyaluran KPR dinilai lebih kompleks dibandingkan kredit korporasi karena melibatkan tahapan verifikasi dokumen, penilaian agunan, serta persetujuan yang memerlukan waktu lebih panjang.

“Mayoritas portofolio kami adalah pembiayaan ritel, yang berarti jumlah pinjaman per debitur relatif kecil dibandingkan kredit korporasi yang nilainya bisa mencapai ratusan miliar hingga triliunan rupiah,” ungkapnya.

Meski demikian, Nixon menegaskan BTN tetap berkomitmen menjaga prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang ketat dalam setiap proses penyaluran dana. Hal ini penting untuk memastikan kualitas kredit tetap sehat dan berkontribusi terhadap stabilitas sistem keuangan nasional.

BTN juga mengikuti pedoman penggunaan dana pemerintah yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan. Dana ini diharapkan mampu memperkuat sektor-sektor produktif seperti konstruksi, real estate, perdagangan, dan kesehatan, sekaligus mendorong pembiayaan perumahan rakyat — yang menjadi fokus utama BTN sebagai bank spesialis perumahan.

“Dengan pipeline yang sudah siap dan realisasi berjalan sesuai jadwal, kami yakin seluruh dana Rp25 triliun akan terserap 100 persen pada November 2025,” tegas Nixon.

Langkah pemerintah menempatkan dana di perbankan BUMN, termasuk BTN, merupakan bagian dari strategi mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Melalui skema ini, bank-bank penyalur diharapkan mampu memperluas akses pembiayaan kepada masyarakat dan pelaku usaha produktif.

BTN, sebagai ujung tombak pembiayaan perumahan nasional, memanfaatkan momentum tersebut untuk mempercepat penyaluran KPR bagi masyarakat berpenghasilan rendah, termasuk program rumah subsidi yang menjadi prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Dengan kinerja penyerapan yang terus meningkat dan fokus pada sektor riil, BTN diyakini akan memainkan peran penting dalam memperkuat fondasi ekonomi domestik serta mendorong pencapaian target satu juta rumah bagi rakyat.(*/edi)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan